> >

Duh, Utang Jatuh Tempo Rp1,4 T Belum Dibayar, Suplai Listrik Lebanon Diputus Perusahaan Turki

Kompas dunia | 2 Oktober 2021, 01:05 WIB
Dalam foto yang diambil pada 16 Juli 2018 ini tampak dua pembangkit listrik terapung milik perusahaan Turki, Karadeniz Powership Orhan Bey (Karpowership) di utara dan selatan ibu kota Beirut, Lebanon. Pada Jumat (1/10/2021), Karpowership menyatakan telah menghentikan pasokan listriknya ke Lebabon setelah kontrak berakhir. (Sumber: AP Photo/Bilal Hussein, File)

BEIRUT, KOMPAS.TV – Lantaran utang yang telah jatuh tempo belum dibayar, perusahaan Turki yang menyuplai listrik ke Lebanon terpaksa menghentikan aliran listriknya ke negara itu.

Melansir Associated Press, langkah itu ditempuh perusahaan Turki Karadeniz Powership Orhan Bey (Karpowership) yang telah menyediakan pasokan listrik bagi Lebanon selama 8 tahun terakhir.

Disebutkan, perusahaan listrik negara (PLN) Lebanon berutang pada Karpowership lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,4 triliun dan telah jatuh tempo.

“Selama delapan tahun beroperasi di Lebanon, terlepas dari segala tantangan, kami telah melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung warga Lebanon,” kata Karpowership dalam pernyataannya, Jumat (1/10/2021).

Sejak 2013, Karpowership telah menyediakan sekitar 370 megawatt – sekitar seperempat pasokan listrik Lebanon – dari dua generator raksasa di dua kapal tongkangnya. Kedua tongkang ini berlabuh di selatan dan utara ibu kota Beirut.

Menurut Karpowership, kontrak dengan Lebanon telah berakhir pada Kamis (30/9/2021) tengah malam. Pada Mei lalu, perusahaan ini sempat menutup operasionalnya secara singkat lantaran pembayaran yang terlambat dan ancaman tindakan hukum terhadap kedua kapal tongkangnya.

Baca Juga: Pria Ini Tewas setelah Menelan Bensin yang Disedotnya, Gambaran Krisis BBM di Lebanon

Lebanon tengah bergulat dengan krisis ekonomi yang mencakup kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Pemadaman listrik kerap berlangsung hingga 22 jam dalam sehari. Pemadaman listrik telah menjadi keseharian negara Mediterania ini sejak perang sipil 1975-1990.

Di tengah ketiadaan pasokan listrik oleh negara, Lebanon mengandalkan sebagian besar kebutuhan listriknya pada diesel impor untuk generator milik kartel demi menerangi rumah rakyat.   

Pemerintahan baru negara itu, yang baru dipilih pada pekan lalu, telah mengatakan bahwa meningkatkan produksi listrik menjadi salah satu prioritas mereka. Pemerintahan sebelumnya gagal menyepakati solusi permanen akan kelangkaan kronis itu lantaran korupsi yang merajalela.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU