> >

Senator Amerika Serikat Ancam Erdogan: Turki Akan Dapat Sanksi Baru Bila Teruskan Beli Rudal S-400

Kompas dunia | 28 September 2021, 21:11 WIB
Rusia dan Turki akan segera menandatangani kontrak baru untuk memasok Ankara dengan tambahan unit peluru kendali pertahanan udara S-400 dalam waktu dekat, lapor Interfax pada 23 Agustus 2021. (Sumber: Sputnik/Sergey Malgavko)

ANKARA, KOMPAS.TV - Para senator Amerika Serikat memperingatkan Turki, mereka akan memulai penerapan sanksi baru jika Turki melanjutkan rencana untuk membeli tambahan sistem pertahanan rudal Rusia, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (28/9/2021).

Ancaman itu muncul menjelang pertemuan penting antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi pada Rabu (29/9/2021).

Turki dan Rusia tengah berada dalam negosiasi transfer teknologi dan produksi lokal menjelang potensi pembelian kedua sistem pertahanan rudal S-400.

Alexander Mikheyev, kepala pengekspor senjata milik negara Rusia Rosoboronexport, mengatakan bulan Agustus kemarin bahwa Turki sudah dalam tahap akhir negosiasi kesepakatan.

Erdogan mengatakan kepada CBS News dalam sebuah wawancara pekan lalu, dia berniat untuk melanjutkan pembelian tambahan sistem peluru kendali pertahanan udara S-400 yang paling canggih saat ini.

Baca Juga: Taliban: Rusia dan Turki akan Kirim Bantuan ke Afghanistan

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan acungan jempol saat ia mengambil bagian dalam upacara dengan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan. (Sumber: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Kantor ketua Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat Robert Menendez menanggapi dengan memperingatkan bahwa sanksi sudah diamanatkan oleh undang-undang untuk "entitas apa pun yang melakukan bisnis signifikan dengan militer Rusia atau sektor intelijen".

"Setiap pembelian baru oleh Turki harus berarti sanksi baru," katanya di Twitter.

Amerika Serikat sebelummya menjatuhkan sanksi bagi industri pertahanan Turki atas pembelian rudal awal, dengan mengatakan sistem Rusia dapat digunakan untuk mengumpulkan intelijen pada jet siluman F-35 Lockheed Martin Corp.

Amerika Serikat sebelumnya menangguhkan kontraktor pertahanan Turki dari program internasional untuk membantu membangun F-35.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg/Straits Times


TERBARU