> >

Kandidat Kanselir Partai Pemenang Pemilu Jerman Akan Berupaya Koalisi dengan Partai Hijau dan FDP

Kompas dunia | 27 September 2021, 22:42 WIB
Kandidat kanselir Partai Sosial Demokrat, Olaf Scholz, berniat membangun koalisi dengan Partai Hijau dan Demokrat Bebas liberal (FDP), dan mengirim kubu konservatif pimpinan Angela Merkel menjadi oposisi setelah 16 tahun berkuasa. (Sumber: Straits Times via AFP)

BERLIN, KOMPAS.TV - Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) akan memulai proses aliansi tiga partai, serta berambisi memimpin pemerintahan untuk pertama kali sejak tahun 2005, menyusul kemenangan tipis mereka dalam pemilu parlemen nasional hari Minggu kemarin, seperti dilansir Straits Times, mengutip Reuters, Senin (27/09/2021).

Kandidat kanselir Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz mengatakan, dia akan membangun pemerintah koalisi dengan Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas yang beraliran liberal (FDP), dan mengirim kubu konservatif CDU-CSU pimpinan Angela Merkel menjadi oposisi setelah 16 tahun berkuasa.

"Apa yang Anda lihat di sini adalah SPD yang sangat bahagia," kata Scholz, 63 tahun, kepada pendukungnya yang bersorak sorai di markas partainya di Berlin, sambil memegang seikat bunga merah dan putih.

"Para pemilih sudah berbicara dengan sangat jelas ... Mereka (para pemilih) memperkuat tiga partai, Sosial Demokrat, Hijau dan FDP, dan itu adalah mandat yang jelas yang diberikan warga negara, bahwa ketiganya harus membentuk pemerintahan berikutnya."

SPD meraih 25,7 persen suara, kubu konservatif CDU/CSU pimpinan Angela Merkel 24,1 persen suara, Partai Hijau 14,8 persen dan FDP di 11,5 persen suara.

Kemenangan tipis SPD menandai kebangkitan sementara partai-partai kiri-tengah di beberapa bagian Eropa, setelah terpilihnya Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai Presiden Amerika Serikat tahun 2020. Partai oposisi kiri-tengah Norwegia juga memenangkan pemilu awal bulan ini.

Baca Juga: Partai Angela Merkel Kalah Tipis, Hasil Pemilu Jerman Tak Janjikan Pemerintahan Solid

Kubu konservatif didukung petahana PM Angela Merkel bersaing sengit dengan kubu Sosial Demokrat kiri-tengah untuk meraih mayoritas parlemen dalam pemilu Jerman September ini. (Sumber: Straits Times via AFP)

Scholz, menteri keuangan dalam "koalisi besar" pemerintahan Angela Merkel, berharap koalisi bisa disepakati sebelum Natal.

Tetapi saingannya dari kubu Kristen Demokrat, Armin Laschet, mengatakan dia masih bisa mencoba membentuk pemerintahan meskipun memberikan hasil pemilu terburuk bagi kubu konservatif.

Angela Merkel yang tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima sebagai kanselir, akan tetap berperan sebagai kanselir selama negosiasi pembentukan koalisi pemerintahan baru, yang akan menentukan arah masa depan ekonomi terbesar Eropa itu.

Bursa saham Jerman naik hari Senin. Investor senang bahwa FDP yang pro-bisnis tampaknya akan bergabung dengan pemerintah berikutnya, sementara Linke yang paling kiri gagal memenangkan cukup suara untuk dipertimbangkan sebagai mitra koalisi.

Para pihak akan mulai saling berbicara dalam diskusi informal hari Senin waktu Jerman tentang kemungkinan pembentukan aliansi.

Partai Hijau dan FDP mengatakan, mereka akan berbicara satu sama lain untuk mencari area kompromi sebelum memulai negosiasi dengan SPD atau kubu konservatif CDU-CSU.

Jika Scholz berhasil membentuk koalisi, mantan wali kota Hamburg itu akan menjadi kanselir partai SPD keempat pasca-Perang Dunia II dan yang pertama sejak Merkel mengambil alih dari Gerhard Schroeder tahun 2005.

Merkel sendiri berkibar di panggung Eropa sejak mulai berkuasa, saat George W Bush menjabat Presiden Amerika Serikat, Jacques Chirac masih Perdana Menteri Prancis, dan Tony Blair masih Perdana Menteri Inggris.

Baca Juga: Jerman Gelar Pemilu Parlemen untuk Membentuk Pemerintahan Baru, Ini Proses Pemilunya

Seorang pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak di tempat pemungutan suara di Gutach, Jerman, pada 26 September 2021. (Sumber: Straits Times via EPA-EFE)

Tetapi sekutu Berlin di Eropa dan sekitarnya mungkin harus menunggu berbulan-bulan sebelum mereka bisa melihat bagaimana pemerintah Jerman yang baru akan terlibat dalam isu-isu internasional.

Dengan asumsi Scholz dapat menyetujui kesepakatan dengan Partai Hijau dan FDP. Yakni Partai Hijau dapat memegang posisi menteri luar negeri, seperti yang mereka lakukan dengan Joschka Fischer dalam aliansi dua partai mereka sebelumnya dengan SPD, sementara FDP diperkirakan akan mengawaki kementerian keuangan.

Perselisihan antara Washington dan Paris mengenai kesepakatan Australia untuk membeli kapal selam nuklir Amerika Serikat dan membatalkan pembelian dari Prancis menempatkan Jerman di posisi yang canggung di antara sekutu barat, namun juga memberi Berlin kesempatan memulihkan hubungan dan membantu memikirkan kembali sikap bersama negara Barat terhadap China.

Mengenai kebijakan ekonomi, Presiden Prancis Emmanuel Macron sangat ingin memiliki kebijakan fiskal bersama Eropa, yang didukung oleh Partai Hijau tetapi ditolak oleh kubu CDU/CSU dan FDP. Partai Hijau juga menginginkan “ekspansi besar-besaran bidang energi terbarukan".

Satu hal yang pasti, pemerintah Jerman ke depan tidak akan memasukkan Partai Alternatif Sayap Kanan untuk Jerman (AfD), yang meraih 10,3 persen pada pemilu hari Minggu, atau turun dari raihan 12,6 persen suara empat tahun lalu ketika mereka melenggang ke parlemen nasional untuk pertama kalinya. Semua politisi arus utama mengesampingkan koalisi dengan partai.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Reuters


TERBARU