> >

IAEA Pertanyakan Transparansi Jepang Buang Air Limbah Radioaktif Reaktor Nuklir Fukushima ke Laut

Kompas dunia | 8 September 2021, 05:35 WIB
Ratusan tangki (tengah) berisi air pendingin yang telah diolah namun masih mengandung radioaktif di pabrik pembangkit nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, 27 Februari 2021. (Sumber: AP Photo/Hiro Komae, file)

TOKYO, KOMPAS.TV – Para ahli Badan Energi Atom Internasional, IAEA, pada Selasa (7/9/2021) menanyakan Jepang terkait informasi lengkap dan rinci tentang rencana pembuangan air limbah radioaktif pembangkit nuklir Fukushima yang rusak ke laut.

Melansir Associated Press, tim IAEA yang mendampingi Jepang dalam rencana pembuangan itu bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang pada Selasa untuk membahas rincian teknis.

Pada Rabu (8/9/2021), tim akan bertolak menuju lokasi reaktor nuklir Fukushima untuk melakukan pemeriksaan.

Pertemuan dengan sejumlah ahli Jepang juga akan berlangsung hingga Jumat (10/9/2021).  

Kepala Departemen Keselamatan dan Keamanan Nuklir IAEA Lydie Evrard mengatakan, transparansi dan pengungkapan menyeluruh atas air limbah dan pengolahannya merupakan kunci untuk memastikan keselamatan proyek itu.

Proyek pembuangan air limbah itu sendiri diperkirakan akan memakan waktu hingga puluhan tahun lamanya.

Baca Juga: Jepang Klaim Air Nuklir Fukushima Aman dan Bisa Diminum, China: Kenapa Tak Kirim ke AS Saja?

Pemerintah dan operator reaktor nuklir, Tokyo Electric Power Company (Tepco), pada April lalu mengumumkan rencana untuk mulai membuang air limbah pada musim semi tahun 2023.

Hal Ini dilakukan agar upaya ratusan tangki penyimpanan air limbah tersebut dapat dipindah untuk memberi ruang pada fasilitas lain yang dibutuhkan guna menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) itu.

Ide pembuangan air limbah radioaktif itu telah ditentang oleh berbagai kalangan, mulai dari nelayan  dan warga setempat, hingga sejumlah negara tetangga seperti China dan Korea Selatan.

Tepco berencana membuang air limbah itu melalui terowongan bawah laut dan melepaskannya di lokasi yang berjarak sekitar 1 km dari PLTN Fukushima.

Ini setelah air limbah itu diolah dan diencerkan dengan air laut dalam jumlah besar agar (kadar radioaktifnya) berada di bawah batas yang dapat ditoleransi untuk dilepaskan.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/The Associated Press


TERBARU