> >

Krisis Pangan Menanti, Stok Makanan PBB di Afghanistan Diperkirakan Habis Bulan Ini

Kompas dunia | 2 September 2021, 09:02 WIB
Seorang pemulung sedang menarik gerobaknya di jalanan kota Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. Afghanistan di ambang krisis pangan, karena  stok makanan PBB diperkirakan habis bulan ini. (Sumber: Associated Press)

KABUL, KOMPAS.TV - Stok makanan PBB di Afghanistan diperkirakan akan habis bulan ini. Permasalahan ini diperkirakan akan menambah tantangan yang dihadapi Taliban sebagai penguasa baru di negara tersebut, yang tengah memulihkan situasi di Afghanistan setelah dilanda perang selama 20 tahun.

“Sekitar sepertiga dari 38 juta penduduk negara itu tidak tahu apakah mereka bisa makan setiap hari,” ujar Ramiz Alakbarov, yang merupakan Kepala Kemanusiaan PBB di Afghanistan, seperti dikutip dari The Associated Press.

Program Pangan Dunia PBB telah membawa makanan dan mendistribusikannya ke puluhan ribu orang dalam beberapa minggu terakhir.

Namun musim dingin dan kekeringan yang akan datang, membutuhkan dana yang lebih besar untuk memastikan warga Afghanistan tetap mendapatkan pasokan makanan.

Baca Juga: Lebih dari 30 Anak-anak Asal California Masih Terjebak di Afghanistan

“Pada akhir September, stok yang dimiliki Program Pangan Dunia di negara itu akan habis,” kata Alakbarov kepada wartawan pada konferensi pers virtual. “Kami tidak akan dapat menyediakan barang-barang makanan penting itu karena kami akan kehabisan stok,” tambahnya.

Sebelumnya, para pejabat PBB mengatakan bahwa dari 1,3 miliar dollar AS yang dibutuhkan untuk upaya bantuan secara keseluruhan, hanya 39 persen yang telah diterima oleh Afghanistan.

Taliban, yang kini menguasai negara itu, kini harus menghadapi tantangan sebuah negara yang sangat bergantung pada bantuan internasional dan berada di tengah-tengah krisis ekonomi yang memburuk.

Selain kekhawatiran tentang persediaan makanan, pegawai negeri pun belum dibayar selama berbulan-bulan dan mata uang lokal kehilangan nilainya. Sebagian besar cadangan devisa Afghanistan disimpan di luar negeri dan saat ini telah dibekukan.

Khalid Payenda, mantan Menteri Keuangan Afghanistan, pada hari Rabu (1/9/2021) merinci sebuah negara yang ada dalam keadaan rapuh dan berbahaya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU