> >

Malaysia Catat Rekor Covid-19 dengan 21.668 Kasus Infeksi Harian Baru

Kompas dunia | 12 Agustus 2021, 23:54 WIB
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin menerima suntikan vaksin Covid-19. (Sumber: HO-Jabatan Penerangan Malaysia)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) melaporkan penambahan 21.668 kasus Covid-19 pada hari Kamis, (12/08/2021), tertinggi sejak pandemi Covid-19 menghajar negara itu.

Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Putrajaya mengatakan, negara bagian dengan kasus terbanyak adalah Selangor (6.278 kasus baru), Kuala Lumpur (2.436 kasus baru), Sabah (2.052 kasus baru), dan Kedah (2.143 kasus baru).

Jumlah kematian hari Kamis ini tercatat sebanyak 318 kematian dengan jumlah terbanyak dilaporkan oleh Selangor sebanyak 118 orang meninggal, dan Johor sebanyak 52 orang meninggal akibat Covid-19.

Dari jumlah kematian itu, 239 orang di antaranya adalah pasien dengan komorbid.

Sebanyak 225 orang meninggal di rumah sakit, sedangkan 93 kasus lainnya sudah dalam keadaan meninggal saat dibawa ke rumah sakit atau brought in dead (BID). Angka BID itu menjadi yang tertinggi selama pandemi.

Dari 21.668 kasus harian yang dilaporkan pada hari ini, kata Noor, sebanyak 440 kasus dari kategori tiga, empat dan lima, selebihnya terdiri dari kategori satu dan dua.

"Ini adalah berdasarkan keadaan klinikal kasus terbaru didiagnosa Covid-19," kata dia.

Kategori satu adalah pasien tidak bergejala, kategori dua bergejala ringan, kategori tiga menderita radang paru-paru yang memerlukan perawatan di rumah sakit, kategori empat memerlukan bantuan oksigen dengan rata-rata perawatan di ICU 14 hari, sedangkan kategori lima adalah pasien kritis dan memerlukan bantuan pernapasan dengan rata-rata perawatan di ICU selama 21 hari.

Baca Juga: Siti Sarah Belum Vaksinasi Covid-19 Saat Wafat Usai Melahirkan, Suami Akui Abaikan Kadar Oksigen

Sekelompok pemuda memakai baju merah dan memegang Bendera Malaysia menjelang tengah malam, Senin (31/8/2015), di Dataran Merdeka, Kuala lumpur, Malaysia. (Sumber: Malaysia Kini)

Sebelumnya, penanganan Covid-19 menjadi masalah politik yang berujung makin meningkatnya tekanan bagi PM Muhyiddin Yasin untuk mundur karena dianggap tidak becus menangani pandemi Covid-19.

Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi kemarin mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan relaksasi atau kelonggaran yang diberikan kepada mereka yang telah menjalani vaksinasi lengkap sebagaimana diumumkan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, seperti dilansir Antara, Rabu (11/08/2021).

"Perdana menteri mengakui keleluasaan yang diberikan kepada penerima dua dosis vaksin, tentu (ini) akan mengundang risiko peningkatan kasus Covid-19, dan akan terus berlanjut," katanya di Kuala Lumpur, Rabu. 

Baca Juga: Jadi Konflik Politik, UMNO Malaysia Tidak Setuju Relaksasi Penerima Vaksinasi Covid-19 Lengkap

Pasalnya, penerima vaksin lengkap dikatakan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan terlindung dari gejala infeksi yang parah.

"Namun perlu diingat, bahwa penerima dua dosis dikatakan masih menular dengan angka infeksi kasus positif sebesar 50 persen," kata Zahid Hamidi.

Artinya, mereka yang belum divaksinasi berisiko terkena infeksi dari penerima vaksin lengkap yang tidak bergejala saat bepergian dan sebagainya.

"Seperti yang diinformasikan beberapa hari yang lalu hanya 65,6 persen orang dewasa yang menerima vaksin dosis pertama dan hanya 35,3 persen orang dewasa yang menyelesaikan dua dosis suntikan vaksin," katanya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU