> >

Demi Beli "Nasi Ganja", Warga Malaysia Terbang Antar Kota Naik Helikopter saat Lockdown

Kompas dunia | 28 Juli 2021, 16:34 WIB
Helikopter yang membawa 3 penumpang hendak tinggal landas usai mengambil pesanan nasi kandar atau ‘nasi ganja’ di Ipoh, Malaysia. (Sumber: Freemalaysiatoday.com)

IPOH, KOMPAS TV - Kepolisian Malaysia sedang menyelidiki kasus pelanggaran karantina wilayah atau lockdown di mana seorang warga menyewa helikopter untuk membeli makanan yang terkenal sebagai ‘nasi ganja’ di Ipoh, Negara Bagian Perak.

Polisi menyebut warga Malaysia tersebut melanggar prosedur standar (SOP) penggunaan helikopter, larangan perjalanan antar negara bagian dan perjalanan antar distrik.

Melansir media pemerintah malaysia Bernama.com, Kepolisian Perak sedang menyelidiki pengguna dan perusahaan pemilik helikopter yang terlibat pelanggaran itu.

Baca Juga: Buntut Oknum TNI AU Injak Kepala Orang Papua, Panglima TNI Copot Danlanud Merauke

“Kasus ini diinvestigasi di bawah Regulasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular UU 342,” ujar Kepala Kepolisian perak, Datuk Mior Faridalathrash Wahid.

Kejadian itu sempat menjadi perbincangan di kalangan warganet Malaysia usai sebuah video viral memperlihatkan sebuah helikopter mendarat di sebuah lapangan pada Jumat (23/7/2021).

Lalu, dua orang laki-laki terlihat muncul membawa bertumpuk-tumpuk bungkusan kertas. Helikopter kemudian kembali terbang usai dua penumpang itu masuk.

 

Diketahui bahwa helikopter itu mendarat untuk mengambil pesanan 36 bungkus nasi kandar. Nasi kandar dikenal di Malaysia sebagai ‘nasi ganja’ karena kelezatannya.

Menurut ABC, perusahaan pemilik helikopter awalnya meminta izin terbang untuk menjalani perawatan.

“Setelah mengecek ke Otoritas Penerbangan Sipil Ipoh Malaysia (CAAM), ditemukan bahwa helikopter itu hanya memiliki izin untuk mendarat di Bandar Sultan Azlan Shah, Ipoh,” kata Mior Faridalatrash.

Ia mengatakan, helikopter malah mendarat di daerah Ipoh Padang antara pukul 9.55 hingga 10.15 waktu setempat.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/ABC/Freemalaysiatoday/Bernama


TERBARU