> >

Napak Tilas Mayflower, Kapal Robot Mutakhir Ini akan Berlayar Mengarungi Samudra Atlantik

Kompas dunia | 16 Juni 2021, 21:49 WIB
Pada foto yang diambil pada 14 September 2020 ini, sejumlah teknisi menurunkan kapal mutakhir berteknologi canggih ke air sejak dibangun di Turnchapel, Plymouth, Inggris. Kapal yang diberi nama Mayflower ini akan melakukan perjalanan napak tilas kapal Mayflower pada 4 abad lebih silam. (Sumber: AP Photo/Alastair Grant, file)

SWANSEA, KOMPAS.TV – Pernah dengar nama kapal Mayflower? Empat abad dan setahun setelah kapal itu berlayar meninggalkan Plymouth, Inggris, dalam sebuah perjalanan bersejarah menuju Amerika, kapal lain bernama sama juga akan berlayar mengikuti jejaknya.

Namun, kapal Mayflower kali ini berbeda dengan kapal kayu yang berlayar pada 1620 silam. Mayflower kali ini merupakan kapal robot modern ramping tanpa awak maupun penumpang manusia.

Kapal Mayflower ini dipiloti oleh teknologi kecerdasan buatan nan canggih untuk menyeberangi trans-Atlantik yang akan memakan waktu sekitar 3 minggu.

Melansir Associated Press, proyek Mayflower ini bertujuan merevolusi penelitian kelautan.

IBM yang membangun kapal Mayflower bersama dengan organisasi penelitian kelautan nirlaba ProMare, mengonfirmasi bahwa Kapal Otonom Mayflower memulai perjalanannya pada Selasa (15/6/2021).

Baca Juga: Pemilik Ever Given Tuduh Otoritas Terusan Suez Bersalah Atas Kasus Kandasnya Kapal

Mayflower direncanakan singgah di Provincetown di Cape Cod sebelum berlayar menuju Plymouth, Massachusetts. Jika berhasil, Mayflower akan menjadi kapal otonom terbesar yang menyeberangi Samudra Atlantik.

Semula, perjalanan Mayflower yang baru ini direncanakan berlangsung tahun lalu, sebagai bagian dari peringatan 400 tahun perjalanan kapal Mayflower asli yang membawa para pemukim ke Inggris yang baru.

Perayaan peringatan itu melibatkan warga Inggris, Amerika Serikat (AS), Belanda, dan orang-orang Wampanoag yang wilayahnya didatangi para pemukim Inggris itu.

Pada peringatan perayaan Mayflower tahun-tahun sebelumnya, orang-orang Wampanoag sempat terpinggirkan.

Baca Juga: Seorang Lelaki di Kanada Bangun Kapal Selam Mini, Bisa Menyelam Hingga 122 Meter

Proyek Mayflower bertujuan mengenalkan era baru bagi kapal penelitian otomatis.

Perancangnya berharap, Mayflower akan menjadi kapal berteknologi tinggi generasi baru pertama yang mampu menjelajahi wilayah samudra yang terlalu sulit atau berbahaya untuk dilayari manusia.

Kapal tiga lunas berpendorong motor listrik hibrida bertenaga surya ini memiliki panjang sekitar 15 meter.

Ia dilengkapi dengan kamera bertenaga kecerdasan buatan dan lusinan sensor yang akan mengumpulkan data tentang pengasaman air laut, mikroplastik, dan konservasi mamalia laut.

“Peluncurannya sempat ditunda karena pandemi Covid-19,” kata juru bicara IBM Jonathan Batty sambil menambahkan, “dan baru-baru ini, cuaca buruk sepanjang Mei.”

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Masih dalam Pencarian, Ini Deretan Kapal Selam yang Hilang dan Berhasil Ditemukan

Namun, kata Batty, penundaan itu justru memungkinkan pemasangan fitur unik di kapal: sebuah “lidah” listrik yang dapat menyediakan analisa instan kimiawi laut, yang diberi nama Hypertaste.

“Ini peralatan baru yang belum pernah dibuat sebelumnya,” terang Batty.

Kapal mutakhir bernilai USD 1 juta atau setara Rp18,5 miliar ini diperkirakan menghabiskan waktu selama 3 minggu untuk melintasi Atlantik Utara. Itu pun, jika cuaca cerah terus bertahan.

Kapal ini juga membawa kenang-kenangan dari orang-orang di kedua ujung perjalanan, seperti bebatuan, foto-foto pribadi, dan buku. Perjalanan kapal ini juga dapat diikuti secara daring.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU