> >

Meski Didesak Trudeau, Paus Fransiskus Tak Minta Maaf atas Temuan Jasad Anak-Anak Pribumi di Kanada

Kompas dunia | 7 Juni 2021, 03:45 WIB
Paus Fransiskus saat memberi sambutan dalam misa Minggu siang pada para jemaat yang berkumpul di Lapangan St. Peter di Vatikan, Minggu (6/6/2021). (Sumber: AP Photo/Domenico Stinellis)

Bulan lalu, radar penembus tanah mengonfirmasi temuan tulang-belulang anak-anak di Sekolah Warga Indian Kamloops di Kamloops, British Columbia, Kanada. Sekolah itu merupakan sekolah terbesar yang dioperasikan oleh gereja Katolik di Kanada antara tahun 1890 dan 1969.

Pada Jumat (4/6/2021), Trudeau mengecam Gereja Katolik atas sikap diam mereka. Trudeau mendesak agar pihak Gereja Katolik meminta maaf secara resmi dan bertanggung jawab atas peran menonjol mereka dalam sistem sekolah asrama warga pribumi Kanada dahulu.

Perdana Menteri Justin Trudeau meminta Vatikan meminta maaf atas penemuan 215 jasad anak-anak suku asli di sekolah yang didanai gereja. (Sumber: Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)

Namun, pada Minggu (6/6/2021), Paus Fransiskus sama sekali tak menyinggung soal permintaan maaf.

“Semoga otoritas politik dan agama tetap saling bekerja sama untuk menyelidiki kasus menyedihkan ini dan dengan rendah hati berkomitmen pada jalan rekonsiliasi dan penyembuhan,” tutur Paus Fransiskus.

“Saat-saat sulit ini merupakan seruan kuat untuk menjauhkan diri kita dari kolonialisme dan ideologi koloni, serta berjalan berdampingan dalam dialog, saling menghormati dan dalam mengakui hak-hak dan nilai budaya seluruh putra-putri Kanda,” paparnya.

Baca Juga: Pemerintah Kanada Kibarkan Bendera Setengah Tiang Hormati Korban Warga Indian

“Mari percayakan jiwa-jiwa anak-anak itu, mereka yang meninggal di sekolah-sekolah residensial Kanada, pada Tuhan,” kata sang Paus. “Mari kita berdoa bagi para keluarga dan komunitas pribumi Kanada untuk melalui kepedihan ini.”  

Gereja-gereja Serikat, Presbiterian dan Anglikan telah meminta maaf atas peran mereka dalam kekerasan itu. Pun pemerintah Kanada, yang pula menawarkan kompensasi.

Namun, di antara banyak rekomendasi dari Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk pemerintah, permintaan maaf dari pihak Kepausan masih dinanti.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU