> >

Serpihan Roket China Jatuh di Samudra Hindia

Kompas dunia | 9 Mei 2021, 16:35 WIB
Foto yang diambil pada 29 April 2021 memperlihatkan roket Long March 5B membawa modul stasiun luar angkasa China, Tianhe dari Pos Peluncuran Luar Angkasa Wenchang. Puing-puing besar roket itu diklaim China sudah jatuh dan hancur di Samudra Hindia, dekat Maladewa. (Sumber: AFP PHOTO/CHINA NEWS SERVICE/STR)

MALADEWA, KOMPAS.TV - Tinggalan roket terbesar China yang meluncur pekan lalu, dikonfirmasi telah jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di titik koordinat 72,47 BT dan 2,65 LU, dekat dengan Maladewa, Minggu (9/5/2021).

Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China melaporkan serpihan roket Long March 5B yang beratnya mencapai 18 ton itu masuk ke atmosfer Bumi pada pukul 02.24 GMT atau 09.24 WIB Minggu pagi.

Dari laporan itu diketahui juga sebagian besar puing-puing roket telah terbakar di atmosfer.

Jatuhnya serpihan roket yang melaju dengan kecepatan sekitar 4,8 mil (13,7 km) per detik tersebut lantas menjadi perhatian serius dari otoritas Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China, Jumat (7/5/2021), menyatakan masuknya puing roket Long March 5B ke Bumi itu sangat tidak mungkin menyebabkan bahaya, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (9/5/2021).

Baca Juga: Roket China Seberat 18 Ton akan Jatuh Tak Terkendali ke Bumi, Diperkirakan Minggu Dini Hari Nanti

Hal serupa juga disampaikan oleh kebanyakan ahli, yang mengatakan risiko bahaya dari jatuhnya serpihan roket China untuk manusia kecil.

“Mengingat ukuran objeknya, pasti akan ada potongan besar yang tersisa,” kata Florent Delefie, astronom di Paris-PSL Observatory.

“Kemungkinan puing-puing (roket China) mendarat di zona berpenghuni sangat kecil, mungkin satu dari sejuta kemungkinan,” imbuhnya.

Seperti potongan dari Long March 5B pertama yang jatuh merusak beberapa bangunan di Pantai Gading, Mei 2020 lalu, tapi tidak menimbulkan korban.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU