> >

Mantan Presiden Maladewa Terluka dalam Ledakan yang Disebut Sebagai Aksi Terorisme

Kompas dunia | 8 Mei 2021, 00:12 WIB
Sejumlah personel polisi Maladewa tengah mengamankan lokasi ledakan yang melukai mantan Presiden Mohamed Nasheed di Male, Maladewa pada Kamis malam (6/5/2021). (Sumber: AP Photo/Mohamed Sharuhaan)

Baca Juga: Rusia Sebut Serangan Udara di Suriah Dijatuhkan Sebelum "Kelompok Teroris" Guncang Kota Besar

Maladewa yang dikenal karena resor mewah di kepulauan yang menjadi tujuan wisata dunia itu telah mengalami sejumlah aksi serangan kekerasan. Pada tahun 2007, ledakan di sebuah taman melukai 12 turis asing.

Aksi kekerasan yang terjadi di Maladewa disebut-sebut akibat meningkatnya ekstremisme agama. Maladewa memiliki jumlah milisi terbanyak per kapita yang bergabung bersama ISIS dan berperang di Suriah dan Irak.

Pada Januari, pihak berwenang Maladewa mengumumkan sebanyak delapan orang yang ditangkap pada November tahun lalu terbukti telah merencanakan serangan terhadap sebuah sekolah dan tengah merakit bom dalam sebuah kapal di laut.

Polisi juga menyebut, para tersangka telah menjalani pelatihan militer di sejumlah pulau tak berpenghuni dan merekrut anak-anak.

Masih belum diketahui apakah ledakan yang melukai Nasheed terkait dengan kelompok tersebut.

Baca Juga: PBB Desak Sejumlah Negara Pulangkan Anak Militan ISIS yang Terlantar dari Kamp Suriah

Kepemimpinan Nasheed sebagai presiden telah mengakhiri pemerintahan otokratis yang berkuasa. Namun, masa jabatannya terpotong saat ia mengundurkan diri di tengah aksi protes.

Ia kalah dalam pemilihan presiden berikutnya dan didakwa melakukan aksi terorisme di bawah pendahulunya, karena telah menangkap seorang hakim tinggi saat menjadi presiden. Nasheed dihukum penjara selama 13 tahun.

Nasheed diizinkan pergi berobat ke Inggris dan menerima suaka pada tahun 2016. Rekan separtainya, Solih, menang dalam pemilu presiden pada tahun 2018, hingga Nasheed pun dapat pulang kembali.

Nasheed tetap menjadi seorang figur publik berpengaruh dan terpilih sebagai ketua Parlemen pada tahun 2019. Ia memperjuangkan upaya global melawan perubahan iklim, terutama pemanasan global yang mengakibatkan naiknya air laut dan mengancam keberadaan pulau-pulau dataran rendah negaranya.

Menteri Urusan Luar Negeri India, S Jaishankar, mencuitkan di Twitter bahwa ledakan tersebut merupakan serangan terhadap Nasheed.

“Semoga ia cepat pulih. Saya tahu ia tidak akan pernah terintimidasi,” tutur Jaishankar dalam cuitannya.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU