> >

Tradisi Penculikan Pernikahan Berbuah Kematian, Unjuk Rasa Merebak di Kyrgyzstan

Kompas dunia | 9 April 2021, 08:27 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (Sumber: Kompas.Com/Handout)

BISHKEK, KOMPAS.TV - Unjuk rasa melanda Kyrgyzstan setelah tradisi penculikan pernikahan diikuti dengan kematian seorang perempuan.

Aizada Kanatbekova, diculik oleh tiga pria, Senin (5/2/2021) dan didorong masuk ke dalam mobil.

Salah seorang dari mereka dikabarkan ingin menikahi perempuan berusia 27 tahun tersebut secara paksa.

Baca Juga: Negara-negara Arab Belum Beri Bantuan Keuangan Bagi Palestina Selama Satu Tahun Lebih

Rekaman dari kamera keamanan mengenai penculikan itu merebak di media sosial dan polisi tak bisa menemukan kendaraan tersebut.

Puncaknya, jenazah Kanatbekova ditemukan di sebuah mobil terlantar, Rabu (7/3/2021).

Mobil tersebut ditemukan oleh seorang penggembala yang melewatinya di sebuah lapangan di luar Ibu Kota, Bishkek, dan membunyikan alarm.

Baca Juga: Senat Prancis Setujui Pelarangan untuk Umat Muslim Salat di Universitas

Namun, penculik dan terduga pembunuh sang perempuan pun telah ditemukan tewas.

Dilansir dari BBC, ia tewas karena luka tusuk yang diduga oleh polisi akibat perbuatannya sendiri.

Salah satu dari tiga pria yang melakukan penculikan berhasil ditahan oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: China Selesaikan PLTA Berkapasitas 16 Gigawatt, Beroperasi Bulan Juli.

Keluarga Kanatbekova mengatakan mereka mengenal penculiknya, dan sempat memintanya untuk tak menggaggu Kanatbekova.

Akibat tradisi yang menyebabkan kematian itu, 500 orang berdemonstrasi di depan Gedung Kementerian Dalam Negeri, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Terjadi Lagi Penembakan di South Carolina Amerika Serikat, 5 Orang Tewas, Pelaku Mantan Pemain NFL

Mereka meminta menteri untuk mundur, sembari meneriakkan kata “Malu”.

“Sangat sulit untuk diam saja dan melihat kekerasan yang harus ditanggung perempuan, yang tak memiliki hak apapun,” ujar jurnalis setempat, Mahinur Niyazova kepada AFP.

Peredana Menteri Kyrgyzstan, Ulugbek Sharipov meminta para pengunjuk rasa untuk tenang ketika polisi melakukan investigasi.

Baca Juga: Seorang Lelaki Diputuskan Bebas Setelah 44 Tahun Dipenjara, di Carolina Utara, Amerika Serikat

Tetapi beberapa dari para demonstran juga memintanya untuk dipecat.

Penculikan pernikahan merupakan tradisi yang hingga saat ini masih terjadi di Kyrgyzstan.

Banyak yang percaya tradisi itu telah ada sejak masa lampau, tetapi beberapa peneliti menegaskan tradisi itu baru terjadi di negara-negara Asia Tengah beberapa dekade lalu.

Baca Juga: Dipaksa Mantan Pacarnya Olahraga Tanpa Busana, Perempuan Ini Lapor Polisi

Tradisi itu dianggap melanggar hukum sejak 2013, namun dakwaan terhadapnya sangat jarang dan perempuan jarang mau melakukan pelaporan karena takut akan tindakan pembalasan.

Hal itu ditimbulkan karena banyak pria muda di negara tersebut kerap ditekan untuk menikah oleh keluarga dan kerabatnya.

Bagi banyak orang, khususnya keluarga miskin, penculikan pernikahan adalah cara tercepat dan termurah.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU