> >

Warga Uighur di Turki Protes Kunjungan Menlu China

Kompas dunia | 26 Maret 2021, 06:45 WIB
Komunitas muslim Uighur yang tinggal di Turki memprotes kunjungan Menlu China ke Turki, Kamis (25/3/2021). (Sumber: Associated Press)

ISTANBUL, KOMPAS.TV - Ratusan warga Uighur melakukan protes di Ankara dan Istanbul pada Kamis (25/3/2021). Mereka mengecam kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Turki dan menuntut pemerintah Turki mengambil sikap yang lebih kuat terhadap pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.

Kerumunan warga Uighur berkumpul di Lapangan Beyazit Istanbul. Mereka memegang poster kerabat yang hilang, yang mereka yakini ditahan di kamp di China. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan menentang Beijing.

Puluhan warga Uighur, anggota parlemen oposisi Turki dan akademisi juga berkumpul di dekat Kedutaan Besar China di Ankara, ketika Wang bertemu dengan Mevlut Cavusoglu dari Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca Juga: Facebook: China Meretas Komputer dan Telepon Seluler Muslim Uighur

"Kami meminta Turki untuk mendukung Turkestan Timur," kata Burhan Uluyol, yang bergabung dengan protes di Istanbul. "Kami menyerukan kepada Turki untuk tidak meninggalkan orang-orang Uighur kami untuk keuntungan ekonomi."

Uighur, merupakan kelompok etnis yang berasal dari wilayah Xinjiang China. Mereka mencari perlindungan di Turki selama beberapa dekade, karena ikatan budaya mereka yang sama dengan negara tersebut.

Setelah menjadi pendukung perjuangan Uighur, Turki menjadi kurang vokal tentang penderitaan mereka dalam beberapa tahun terakhir karena mengembangkan hubungan ekonomi dengan China.

Setelah pertemuannya dengan Wang, Cavusoglu men-tweet bahwa keduanya membahas potensi kerja sama ekonomi antara kedua negara. Mereka juga setuju untuk meningkatkan kerja sama melawan virus corona dan kerjasama terkait vaksin.

Cavusoglu juga mengatakan dia telah menyampaikan kepekaan dan pemikiran tentang Uighur di Turki.

Baca Juga: Uni Eropa, AS, Inggris, Kanada Beri Sanksi Pada China Karena Pelanggaran HAM Pada Muslim Uighur

China baru-baru ini meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan Turki yang ditandatangani beberapa tahun lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara komunitas Uighur bahwa mereka dapat dikirim kembali ke China. Namun Turki hingga kini belum meratifikasi perjanjian tersebut.

Turki telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan Sinovac China untuk membeli lebih dari 100 juta dosis vaksin Covid-19. Perjanjian tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan Uighur atas kemungkinan bahwa Beijing dapat menggunakan vaksin sebagai pengaruh untuk memenangkan pengesahan perjanjian ekstradisi.

Fatma Hasan, seorang demonstran Uighur berusia 21 tahun, mengatakan dia yakin Wang akan menekan Turki untuk meratifikasi perjanjian tersebut.

"Kalau ada tekanan, dan kesepakatan ditandatangani, kami akan dikembalikan," ujarnya. “Kami di sini (memprotes) karena kami tidak ingin berakhir dalam situasi seperti itu,” ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.

Baik otoritas Turki dan China bersikeras bahwa RUU ekstradisi tidak bertujuan untuk menargetkan orang Uighur untuk dideportasi.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU