> >

Anak Junta Militer Myanmar Jadi Buruan Demonstran di Luar Negeri

Kompas dunia | 20 Maret 2021, 10:27 WIB
Para pengunjuk rasa mengangkat tangan dengan tangan terkepal selama demonstrasi anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, Sabtu, 13 Maret 2021. (Sumber: AP Photo)

“Mereka pikir mereka tak tersentuh. Ini adalah cara untuk mendukung masyarakat kami dengan mengatakan tak ada yang bisa lolos dari perlakuan tanpa hukum dan kebrutalan,” ujarnya dikutip dari The Strait Times.

Baca Juga: Berlutut Secara Simbolis, Paus Fransiskus Serukan Pertumpahan Darah di Myanmar Segera Diakhiri

Demi melakukan demonstrasi ini, Susu San melakukan perjalanan sejauh 1,500 km, dari Queensland ke salah satu rumah sakit di Mackay.

Sejak terjadinya kudeta militer pada 1 Februari, demonstrasi menolak kudeta terus terjadi.

Meski aksi berjalan damai, junta militer menanggapinya secara represif sehingga menimbulkan korban tewas mencapai ratusan.

Baca Juga: Dengan Ketapel dan Bom Molotov, Para Demonstran Myanmar Balas Melawan Aparat

Di Australia sendiri, gerakan antikudeta dilakukan komunitas Myanmar lewat kampanye online, yang juga menyasar keluarga pejabat junta militer.

Menurut penyelanggara ini merupakan cara anti kekerasan untuk memberikan tekanan kepada junta militer untuk mengembalikan Myanmar jadi negara demokrasi.

“Militer hanya mengerti satu bahasa, yaitu tekanan. Hukuman sosial efektif untuk menggoyang junta, membuat mereka berpikir apa yang telah mereka lakukan,” kata Tun Aung Shwe, salah seorang anggota komunitas Myanmar yang pergi ke Canberra agar Australia memberikan sanksi kepada pihak yang berafiliasi dengan junta militer.

Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU