> >

China Akan Memvaksinasi 40 Persen Dari Penduduknya Pada Juni 2021

Kompas dunia | 2 Maret 2021, 09:03 WIB
Seorang staf memeriksa label pada botol vaksin COVID-19 nonaktif di sebuah lini pengemasan di Sinovac Life Sciences Co., Ltd. di Beijing, ibu kota China, pada 6 Januari 2021. (Sumber: Xinhua/Zhang Yuwei)

TAIPEI, KOMPAS.TV - Pakar kesehatan di China mengatakan negara mereka tertinggal dalam peluncuran program vaksinasi massal virus corona . Kini mereka berencana untuk memvaksinasi 40% populasinya pada bulan Juni.

China terhitung lambat dalam memvaksinasi rakyatnya dibandingkan dengan negara lain. Sejauh ini mereka baru hanya menyuntik 3,56% dari populasinya sebanyak 1,4 miliar.

Menurut Zhong Nanshan, pemimpin sekelompok ahli dalam pada Komisi Kesehatan Nasional, peringkat pertama di dunia yang terbanyak memvaksin meduduknya berdasarkan persentasi populasi adalah Israel, yang telah memvaksinasi lebih dari 90% rakyatnya. Kemudian di peringkat kedua adalah Amerika Serikat (AS) yang telah memvaksinasi sekitar 22% populasinya.

Baca Juga: Hong Kong Memulai Vaksinasi Massal Dengan Vaksin Sinovac

Pakar kesehatan China mengatakan negara itu memiliki cukup pasokan vaksin untuk populasinya, meskipun mereka telah berkomitmen untuk menyediakan hampir setengah miliar dosis vaksin untuk negara lain. Jumlah itu sekitar 10 kali lipat dari jumlah yang telah diberikannya di dalam negeri.

"Kecepatan vaksinasi saat ini sangat rendah karena pengendalian wabah sangat baik di China, tetapi saya pikir kapasitasnya cukup," kata Zhang Wenhong, Senin (1/3/2021).

Empat perusahaan pembuat vaksin yang telah disetujui di China, mengatakan mereka dapat memproduksi hingga 2,6 miliar dosis pada akhir tahun ini. Namun, memvaksinasi populasi besar di China akan menjadi tugas yang berat.

“Bahkan dengan kecepatan memvaksinasi 10 juta orang per hari, dibutuhkan sekitar tujuh bulan untuk memvaksinasi 70% populasinya,” kata Zhang.

“Permintaan vaksin akan melebihi pasokan selama berbulan-bulan, kecuali jika ada lebih banyak perusahaan pembuat vaksin,” kata Tom Frieden, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Sinopharm dan Moderna untuk Vaksin Mandiri

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU