> >

Kemiskinan Sangat, Warga Afghanistan Ramai-Ramai Jual Ginjal

Kompas dunia | 28 Februari 2021, 23:44 WIB
Anak-anak Afghanistan bermain dengan pecahan logam sisa penyerangan di Kabul, Afghanistan. Kisah pilu muncul di Afghanistan, ketika puluhan orang rela menjual ginjalnya demi membayar utang. Seperti dilansir Kompas.com yang melansir The Telegraph, Minggu (28/02/2021), di pinggiran kota miskin Herat di Afghanistan barat, setidaknya 32 orang dari 150 keluarga memiliki bekas luka operasi ginjal (Sumber: AP Photo)

Najbullah (32) misalnya, Pria asal Faryab yang tinggal di kamp pengungsian ini menjual ginjalnya seharga 300.000 Afghani atau setara 55 juta rupiah untuk membayar utang pernikahannya.

Dalam adat setempat ia wajib membayar mahar untuk istrinya, dan jika tak bisa melunasi akan menimbulkan risiko pembunuhan.

Baca Juga: Peluang Usaha! Ubah Botol Plastik Bekas Jadi Duit Ala Afghanistan

"Ini akan berakhir dengan perselisihan di mana 8 orang akan dibunuh, jadi lebih baik saya kehilangan ginjal dan jadi setengah hidup," terangnya.

Ia menjual ginjalnya di rumah sakit setempat yang sering melakukan transplantasi. Orang yang mendapatkan ginjalnya adalah pria dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Mereka menyetujui persyaratan bersama.

Sejak operasi Najbullah tak bisa bekerja dan masih punya utang. " Ginjal saya yang satunya sakit sekarang," keluhnya.

Seorang wanita bernama Khori Gul di kamp yang sama bercerita, tahun lalu dia menjual ginjal untuk menyelamatkan suaminya, Amiruddin, dari debt collector Taliban.

Ginjal Khori Gul laku 290.000 Afghani 53,4 juta rupiah yang berhasil membebaskan suaminya, tetapi belum sepenuhnya melunasi utang.

"Saya sangat miskin dan suami sudah melakukan segalanya selama 10 tahun terakhir. Kalau saya tidak berbuat sesuatu, lalu siapa?"

Semua orang yang mengaku menjual ginjalnya berkata, operasinya dilakukan di Rumah Sakit swasta Loqman Hakim kota Herat.

RS itu adalah yang pertama berhasil melakukan transplantasi ginjal di Afghanistan pada 2016, dan selanjutnya dikabarkan sudah melakukan lebih dari 1.000 tindakan serupa.

Para donor berkata, RS itu terkenal sebagai tempat mencari pembeli ginjal yang terkadang lewat perantara.

Namun, RS tersebut dengan tegas membantahnya.

Para staf juga enggan berkomentar sampai penyelidikan pemprov selesai.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU