> >

Terinspirasi Tragedi Christchurch, Pemuda Singapura Berencana Serang Dua Masjid

Kompas dunia | 28 Januari 2021, 15:11 WIB
Masjid Assyafaah jadi salah satu target penyerangan pemuda Singapura yang terinsipirasi tragedi Christchurch. (Sumber: beautifulmosque.com)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Seorang pemuda Singapura berhasil ditangkap polisi setelah berencana melakukan penyerangan ke dua masjid.

Pemuda berusia 16 tahun itu diikabarkan terinsipirasi tragedi Christchurch di Selandia Baru yang dilakukan oleh Brenton Tarrant dan menewaskan 51 orang, Maret 2019.

Pemuda Itu diduga berencana menyerang dengan pisau dan menyiarkan penyerangan itu secara langsung.

Baca Juga: Pelajar Singapura Alami Kekerasan Rasial, Pelaku Berusia 16 Tahun Dihukum Rehabilitasi

Seperti dikutip BBC, pemuda tersebut menjadi sosok termuda yang ditahan atas Undang-Undang (UU) Keamanan Internal, sehingga membuatnya ditahan tanpa harus menjalani persidangan.

Dia juga menjadi sosok pertama yang ditahan karena terinspirasi idelogi ekstrimis sayap kanan di Singapura, mengingat di sana serangan teror dan kejahatan kekerasan sangat jarak.

Indentitas Pemuda Singapura itu tak dijelaskan, dan hanya disebut sebagai penganut Kristen Protestan.

Baca Juga: Tengah Bersuka Cita Seusai Disuntik Vaksin Covid-19, Nenek Ini Malah Tewas karena Tabrak Lari

Menurut Kementerain Dalam Negeri Singapura, pemuda tersebut termotivasi oleh perasaan antipati terhadap Islam dan tertarik melakukan kekerasan.

Dia pun telah ditahan sejak akhir bulan lalu. Pemuda itu mengakui dirinya berencana menyerang Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak.

Kedua masjid itu memang dekat dari rumahnya. Pemuda itu berniat mencuri kartu kredit ayahnya untuk menyewa mobil dan berkendara ke kedua tempat itu.

Pejabat Departemen Keamanan Internal mengungkapkan pemuda itu tak memiliki SIM, tetapi yakin bisa menyelesaikan tugas itu.

Baca Juga: Gebrakan Kim Jong-Un, Korea Utara Akan Produksi Vaksin Covid-19 Hasil Peretasan Data

Pemuda tersebut awalnya berniat menggunakan senapan seperti Tarrant, tetapi kemudian memutuskan menggunakan golok, karena kesulitan memberli senjata apik di Singapura.

Hal itu terkait hukum kontrol senjata yang ketat di negara tersebut. Pemuda itu dikabarkan bakal melakukan aksinya sendirian.

Pihak kepolisian Singapura mengaku mendapat informasi tentang rencana pemuda tersebut pada November lalu, dan kemudian menahannya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU