> >

Bentrokan Berdarah di Darfur Sudan Tewaskan 32 orang dan Lukai Puluhan Lainnya

Kompas dunia | 17 Januari 2021, 03:12 WIB
Dalam file foto 29 Desember 2019 ini, warga kamp pengungsi berkumpul di sekitar sisa-sisa bangunan darurat yang terbakar, di Genena, Sudan. Pihak berwenang Sudan pada hari Sabtu, 16 Januari 2021, memberlakukan jam malam di seluruh Darfur Barat setelah bentrokan suku antara orang Arab dan non-Arab menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai sedikitnya 79 lainnya. (Sumber: Organization for the General Coordination of Camps for Displaced and Refugees via AP, File)

KAIRO, KOMPAS.TV - Bentrokan antara warga Arab dan non-Arab di Darfur Barat Sudan telah menewaskan sedikitnya 32 orang, menurut seorang pejabat medis setempat, ketika otoritas Sudan memberlakukan jam malam sepanjang waktu di provinsi tersebut.

Darfur tetap terluka oleh perang setelah pemberontakan tahun 2000-an ditumpas secara brutal.

Kekerasan terbaru terjadi dua minggu setelah Dewan Keamanan PBB mengakhiri mandat pasukan penjaga perdamaian gabungan PBB-Uni Afrika di wilayah tersebut.

Salah Saleh, seorang dokter dan mantan direktur medis di rumah sakit utama di ibu kota provinsi Genena, mengatakan bentrokan itu melukai sedikitnya 79 lainnya.

“Mengerikan,” katanya. “Sampai sekarang, orang tidak dapat menjangkau rumah sakit mana pun.”

Baca Juga: PBB Tuntaskan Penarikan Pasukan Perdamaian Dari Darfur Sudan Bulan Juni Nanti

Salah memperingatkan jumlah korban kemungkinan jauh lebih tinggi.

Kekerasan meletus hari Jumat (15/01/2021) di Genena, ketika seorang pria Arab ditikam sampai mati di sebuah pasar di kamp pengungsi Krinding, kata pekerja bantuan al-Shafei Abdalla kepada The Associated Press. Dia mengatakan tersangka telah ditangkap.

Pada hari Sabtu (16/01/2021), keluarga orang yang meninggal itu yang berasal dari dari suku Arab Rizeigat menyerang kamp Krinding, membakar sebagian besar rumahnya, kata Abdalla.

Gubernur Mohammed Abdalla al-Douma mengatakan pemerintah akan memberlakukan jam malam mulai Sabtu (16/01/2021) yang akan mencakup penutupan semua pasar dan larangan pertemuan di seluruh provinsi.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU