> >

China Kutuk AS Atas Pembatasan Visa Bagi Anggota Partai Komunis China

Kompas dunia | 3 Desember 2020, 22:07 WIB
Ilustrasi bendera kebangsaan AS dan China. (Sumber: Twitter)

 “’Buatan China’ bukan hanya (menunjukkan) asal negara, tapi juga label peringatan,” ucap Wakil Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Ken Cuccinelli dalam sebuah rilis.

Baca Juga: Serangan Terakhir Trump ke China, Terapkan Sanksi Pembatasan Perdagangan karena Pelanggaran HAM

Sebagai tanggapan, Hua menuduh AS telah “mengarang berita palsu” dan menyebut langkah tersebut melanggar peraturan perdagangan internasional.

Langkah pembatasan visa ini akan menjadi tindakan hukuman terbaru yang diterapkan AS terhadap kepemimpinan dan perekonomian China di tengah kian tajamnya perselisihan antar kedua negara tentang hak asasi manusia, pandemi Covid-19, perdagangan, teknologi, Taiwan dan serangkaian isu lain.

Washington telah menerapkan larangan bepergian dan sanksi keuangan terhadap para pejabat yang terkait dengan tindakan keras pemerintah China terhadap etnis minoritas muslim Uighur dan kelompok muslim China lain di Xinjiang. AS juga telah melakukan langkah serupa terhadap pejabat China yang dituduh membatasi hak sosial dan politik di Hong Kong, kota semi-otonom China melalui penerapan hukum keamanan nasional baru yang ketat.

Hubungan diplomatik antara AS dan China memburuk pada musim panas lalu saat AS memerintahkan penutupan konsulat China di Houston. China segera membalas langkah AS dengan meminta AS segera mengosongkan konsulat mereka di kota Chengdu.

Sebelumnya, Washington telah melonggarkan peraturan bepergian bagi warga China yang mengunjungi AS, dengan maksud menangguk keuntungan dari kebiasaan berbelanja gila-gilaan para warga kaya baru China. Dimulai pada 2014, para pelancong dari China – baik anggota partai maupun bukan – dapat membuat visa berkali-kali kunjungan yang berlaku selama 10 tahun, dengan masa tinggal maksimal selama 180 hari pada tiap kunjungan, sementara para pelajar China diijinkan mendapat visa yang berlaku selama 5 tahun. China membalas dengan perlakuan serupa terhadap warga negara AS yang berkunjung ke China.

Baca Juga: Pemerintah China: Kami Tidak Ikut Campur dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat

Tentang pemberlakuan peraturan visa yang baru, para mahasiswa China di AS yang merupakan kelompok mahasiswa asing terbesar yang tersebar di berbagai universitas di AS, mengeluhkan akan persyaratan yang lebih sulit untuk mendapatkan atau memperpanjang visa. Para akademisi China juga menghadapi pengawasan yang lebih ketat, sementara lusinan jurnalis dari media pemerintah (China) telah dipaksa pulang dan pembatasan visa diberlakukan pada mereka yang tersisa. Ini, memicu pembalasan dari Beijing.   

Para analis sejak lama sudah berspekulasi bahwa petahana presiden Donald Trump akan memberlakukan tindakan yang lebih keras terhadap China sebelum resmi meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari tahun depan, menempatkan penggantinya, Presiden AS Terpilih Joe Biden dalam posisi sulit dalam hubungan bilateral AS dan China yang semakin rapuh.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU