> >

Misteri Taman Pemakaman Non Muslim di Jeddah yang Menjadi Target Serangan Bom

Kompas dunia | 13 November 2020, 11:14 WIB
Peringatan di Pemakaman Al-Khawaja, Jeddah (Sumber: (Photo: Arab News))

JEDDAH,KOMPAS TV-  Ketenangan taman pemakaman warga  non-muslim di Jeddah terkoyak pada Rabu (12/11/2020) kemarin setelah  serangan bom pertama sepanjang sejarah pemakaman tersebut.

Setidaknya dua orang terluka akibat serangan bom kemarin, seorang polisi Saudi dan seorang staf Konjen Yunani, saat peringatan 102 tahun berakhirnya Perang Dunia I.

Pemakaman itu terletak di salah satu jalan tersibuk Jeddah, sedikit ke selatan dari pusat kota. Diyakini pelintas banyak yang tidak menyadari di belakang tembok tinggi ada tempat peristirahatan terakhir kaum nasrani dan kaum non-muslim lain.

Saat ini terdapat 300 makam, namun sebagian sejarawan kota Jeddah meyakini ada ribuan kaum non-muslim yang dimakamkan di tempat itu.

Banyak rumor yang  beredar selama bertahun-tahun tentang sejarah taman pemakaman itu, namun belum ada satupun yang yakin kapan pemakaman itu pertama kali memakamkan jenazah non-muslim. Pemakaman itu dikenal bernama “Khawajat,”, yang dalam bahasa arab berarti orang asing.

Nisan-nisan di pemakaman al-khawajat, Jeddah (Sumber: Photo: Arab News)

Mengutip Middle East Broadcasting News (MBC), situs berita Arab News melaporkan, sebagian peneliti dan sejarawan menduga taman pemakaman itu sudah berusia 200 tahun, berdiri sejak Jeddah masih menjadi wilayah kekuasaan kekhalifahan Ottoman Turki.

Saat itu, banyak pedagang asing yang melintas Jeddah, pusat perdagangan yang ramai dan menjadi pintu gerbang ke jazirah Arab.

Sebagian peneliti dan sejarawan lain meyakini pemakaman itu ada sejak abad 16, saat terjadi peperangan untuk menguasai kota Jeddah tahun 157 antara pasukan Portugis dibawah Lopo Soares de Albergaria dengan gubernur kota Jeddah dari dinasti Mamluk, Amir Husain al-Kurdi.

Mereka meyakini Portugis mengepung Jeddah selama tiga bulan, sementara sebagian meyakini Jeddah dikepung selama 13 bulan.

Banyak jatuh korban dari kedua belah pihak, dan diperkirakan korban pasukan Portugis dimakamkan di luar batas kota. Kemudian seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat merawat area tersebut sebagai lokasi pemakaman warga non-muslim.

Jeddah selama berabad-abad menyambut pendatang dari mancanegara dan berbagai agama, dimana sebagian hanya mampir dan melewati Jeddah dan sebagian lagi menetap di kota tersebut.

Menurut catatan sejarah, sangatlah sulit dan mahal untuk mengirimkan jenazah orang asing yang meninggal disana, kembali ke negara masing-masing, sehingga akhirnya mereka dimakamkan di kota tersebut.

Selama bertahun-tahun, berbagai konsulat negara asing yang berkantor di Jeddah seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Ethiopia membiayai pemeliharaan taman pemakaman tersebut.

Younis, Seorang lelaki muslim asal Afrika memelihara dan memoles nisan-nisan, termasuk membersihkan daun-daun pohon peneduh yang ada di pemakaman itu.

Plang Jalan Pemakaman Al-Khawajat (Sumber: Arab News)

Younis kepada Arab News mengatakan,”Banyak yang melihat pemakaman ini aneh, padahal ini sama seperti pemakaman lain. Banyak yang dimakamkan sejak 50 hingga 60 tahun lalu, bahkan lebih tua dari itu,”

Younis menambahkan,”Banyak yang datang kesini untuk berziarah dan mendoakan sesuai budaya dan tradisi masing-masing.  Beberapa menyalakan lilin, sementara sebagian menutup makam dengan beras. Sejatinya pemakaman ini adalah tempat bagi kaum non-muslim untuk berziarah,”

Seorang pejabat konsulat Ethiopia kepada MBC, seperti dikutip Arab News mengatakan, membutuhkan biaya 2,500 Riyal Saudi (600 dollar AS) untuk memakamkan orang dewasa dan 1,500 riyal Saudi untuk memakamkan anak-anak di pemakaman itu.

Sejarawan mengungkap, terdapat cukup banyak makam korban perang dunia II, diantaranya komandan militer, konsul jenderal asing, dan anak-anak. Mereka datang dari berbagai keyakinan, termasuk Hindu, Buddha, dan Nasrani.

Serangan bom kemarin adalah pertama kalinya terjadi sepanjang dicatat sejarah, dan digambarkan aparat keamanan Saudi sebagai tindakan “pengecut yang gagal,”.

Penduduk yang tinggal di sekitar pemakaman memahami bahwa pemakaman itu adalah situs yang disucikan, serta menghormati kesakralan tempat serta mereka yang dimakamkan di pemakaman tersebut seperti pemakaman mereka yang beragama Islam.

“Pemakaman ini dulu terletak diluar batas kota Jeddah. Urbanisasi baru mencapai pemakaman itu beberapa dekade lalu,” tutur Amin al-Sabin, warga berusia 80 tahun yang tinggal di distrik Ashhati dekat pemakaman,” mereka yang mengetahui sejarah kota Jeddah paham bahwa pemakaman ini aslinya berlokasi di luar kota Jeddah,”

Amin menambahkan, pemakaman itu selama ini dikenal sebagai “taman pemakaman kaum Nasrani” dan selama ini dihormati dan tidak pernah mengalami gangguan.

“Pemakaman itu dikelilingi pagar, dan tidak ada orang selain dari mereka yang mengelola pemakaman ini bisa mendapat ijin untuk masuk,” tutur Amin. “Urbanisasi mencapai pemakaman ini, dan sekarang malah menjadi bagian dari pusat kota Jeddah, dan selama ini tidak pernah diganggu,”

Aparat keamanan Saudi segera melakukan penyelidikan atas serangan bom tersebut, yang terjadi saat warga asing dan perwakilan diplomatik, termasuk konsul jenderal Perancis, sedang menggelar peringatan 102 tahun berakhirnya Perang Dunia I. (Edwin Shri Bimo)

Penulis : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU