> >

Mengenang Hari AIDS se-Dunia, Mengingat Kembali Kematian Tragis Freddy Mercury

Selebriti | 1 Desember 2022, 11:11 WIB
Vokalis grup Band Queen, Freddy Mercury, yang meninggal pada 24 November 1991 pada usia 45 tahun.(Sumber:GRID.id )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Hari ini 1 Desember dikenang sebagai hari AIDS se dunia.

Kenangan buruk pada wabah yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus), virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. 

Pada tahap lebih lanjut, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Pada tahap ini kondisinya menjadi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). 

Salah satu korban keganasan wabah ini adalah vokalis grup Band Queen, Freddy Mercury, yang meninggal pada 24 November 1991 pada usia 45 tahun.

Awalnya, Freddy disebut mengidap pneumonia bronkialm, yang dipicu oleh AIDS.

Kematian yang diratapi oleh para penggemarnya di seluruh dunia.

Baca Juga: UNICEF: 110 Ribu Anak dan Remaja Dunia Meninggal Karena AIDS tahun 2021

Pelantun lagu "Bohemian Rhapsody" ini, pernah lama merahasiakan penyakit yang dia derita.

Sahabat dekatnya sekaligus gitaris Queen, Brian May, mengungkap pada 2017 lalu bahwa Freddie Mercury menderita konsekuensi kesehatan yang parah karena virus tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan The Sunday Times, May berkata, "Masalah sebenarnya adalah kakinya, dan tragisnya hanya tersisa sedikit.Suatu kali, dia menunjukkannya kepada kita saat makan malam. Dan dia berkata, 'Oh Brian, maaf aku membuatmu kesal karena menunjukkan itu padamu'.

 


"Dan aku berkata, 'Aku tidak kesal, Freddie, kecuali untuk menyadari bahwa kamu harus menahan semua rasa sakit yang mengerikan ini'."

Di tengah kesehatan yang terus memburuk, sang vokalis sebenarnya berusaha untuk bangkit.

Lelaki bernama  Freddie Bulzara, yang lahir di Zanzibar, Afrika ini, pernah didatangi kawan-kawan dekatnya untuk membicarakan soal kary-karya Freddy.

Freddy kemudian memotong pembicaraan, "Hei, kamu boleh melakukan apa saja dengan fotoku, musik karyaku, silakan kamu bikin remix, memroduksi kembali, apa pun itu lakukan saja," katanya kepada Jim, sahabat yang datang kepadanya 10 hari jelang kematian.

Saat itulah, sejumlah teman dekatnya sudah tahu bahwa hari-harinya untuk menjalani kehidupan di dunia tinggal sesaat lagi.

Salah satu karyanya yang fenomenal adalah "Let Me Live", yang berisi keinginannya untuk kembali hidup sejak awal untuk mengubah semuanya, tapi semua sudah terlambat.

Prof dr Zubairi Djoerban, dokter yang pertama kali menemukan kasus AIDS di Indonesia pada 1992, kepada Kompas.com yang mewawancaraonya pada 2019 silam mengatakan, jika saja Freddy bisa bertahun setahun lagi, bisa saja dia terselamatkan.

“Kalau saja dia (Freddie Mercury) bisa bertahan satu tahun lagi, mungkin ia masih hidup sampai sekarang. Tahun 1992, obat kombinasi (antiretroviral) ditemukan. Banyak pasien yang tertolong,” tutur dokter spesialis penyakit dalam ini.

Baca Juga: Medium Penyebaran HIV/AIDS Berubah, Dulu Lewat Jarum Suntik, Kini Aktivitas Seksual Berisiko

Profesor Zubairi menyebutkan, di Indonesia, ARV mulai digunakan pada 1994.

Namun baru sejak 1996, ada tiga obat ARV yang menjadi standar Indonesia dan dunia.

Mulai 2004, semua obat ini disediakan gratis oleh pemerintah. “ARV yang sekarang menurunkan angka kematian secara drastis. Tidak lagi bikin meninggal, sakit, tidak juga menular,” tuturnya.

Kematian Freddy Mercury kala itu, menjadi penanda dan kesadaran masyarakat tentang datangnya sebuah wabah yang harus diwaspadai. 


 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU