> >

Tiga Fakta Rumah Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari: Dijual Rp40 Juta hingga Kondisi Tak Terawat

Film | 21 Mei 2022, 04:05 WIB
Poster film horor KKN di Desa Penari. Berbagai hal yang terkait dengan film horor ini menjadi perhatian netizen termasuk rumah yang menjadi lokasi syuting. (Sumber: MD Pictures)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah milik Keluarga Ngadiyo menjadi perbincangan hangat usai dijadikan salah satu latar di film horor 'KKN di Desa Penari'.

Rumah berbentuk limasan dengan dinding bambu dan kayu tersebut berada di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Tak seperti dalam film, rumah berbentuk limasan tersebut kini tampak tak terawat. Banyak gentengnya yang melorot, tumbuhan bambu dan jati di mana-mana.

Ketua RT setempat Chasanah mengatakan rumah tersebut telah ditinggalkan pemiliknya usai syuting 'KKN di Desa Penari' usai yani November 2019 silam.

Disarikan dari pemberitaan KOMPAS.TV, berikut sejumlah fakta rumah limasan yang dijadikan latar 'KKN di Desa Penari':

Baca Juga: Ada yang Kesurupan Nonton 'KKN di Desa Penari', Ini kata Ulama soal Jin-Setan Bisa Masuk ke Manusia

Ditinggalkan pergi pemilik usai syuting rampung

Anak menantu Ngadiyo, Ngatemi mengungkapkan pihak keluarga memutuskan pindah dari rumah limasan tersebut usai syuting film rampung.

Ngatemi melanjutkan alasan kepindahannya itu bukan karena perkara takut dengan rumah tersebut usai digunakan syuting film horor. Namun, karena kondisi salah satu keluarga yang telah sakit.

"Jadi sebelum syuting sudah sakit, tetapi beraktivitas seperti biasa. Apalagi rumahnya itu kan jauh dari tetangga dan sudah tua, kalau ada apa-apa kan kasihan. Jadi diajak ke sini. Bukan karena takut tinggal di rumah itu," tutur Ngatemi.

Baca Juga: Pemilik Rumah KKN di Desa Penari Bantah Jual Bangunan karena Takut, tapi gara-gara Ini

Rumah dalam kondisi tak terawat usai digunakan syuting

Rumah berbentuk limasan tersebut tampak tak terawat usai ditinggalkan pemiliknya.

Diketahui bahwa rumah tersebut sudah ditinggalkan usai syuting rampung pada November 2019 silam.

Pandemi Covid-19 mungkin menjadi salah satu alasan kenapa pemilik tak melakukan perawatan pada rumah tersebut.

Kayu dinding tampak berlubang dan beberapa genteng sudah melorot dari tempatnya.

Baca Juga: Ikut Terlibat di Film KKN Desa Penari, Segini Bayaran yang Diterima Warga Desa di Yogyakarta

Pemilik berencana jual rumah limasan dengan harga Rp40 juta

Ngatemi mengatakan pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk menjual rumah tersebut. Namun, rumah tersebut dijual bangunannya saja, tak termasuk tanahnya.

"Dua limasan itu yang dijual, satu bangunan dapur tidak dijual karena untuk menaruh barang yang tidak terpakai," ucap Ngatemi, Jumat (20/5).

Ngatemi mengatakan rumah tersebut dijual karena tak terpakai dan takut rusak karena tak ada yang merawatnya.

"Tidak terpakai kan malah rusak to, jadi dijual saja. Ditawarkan Rp40 juta untuk dua limasan," tuturnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU