> >

Duta PON XX, Arie Kriting: Aspirasi Kami Perjuangkan Kehadiran Perempuan Papua di Event Nasional

Selebriti | 3 Juni 2021, 18:20 WIB
Unggahan Arie Kriting terkait penunjukan duta PON XX Papua (Sumber: Tangkapan layar pada akun Instagram @arie_kriting)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penunjukkan Duta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang memilih Nagita Slavina menuai pro dan kontra di tengah publik.

Salah satu yang vokal menyuarakan pendapatnya adalah Komika Arie Kriting.

“Aspirasi kami adalah untuk memperjuangkan kehadiran perempuan Papua di event Nasional yang digelar di tanah mereka. Baik sebagai ikon maupun duta. Apa pun istilahnya yang terutama adalah representasi itu ada,” tulis Arie Kriting lewat unggahan di akun Instagramnya @arie_kriting, Kamis (3/5/2021).

Ari Kriting menuliskan bahwa hal itu bisa menghindarkan bangsa Indonesia dari sikap kultural apropriasi.

Karena tidak menghadirkan perempuan Papua dengan gambaran yang jelas.

“Pilihannya ada banyak kok, Nowela, Lisa Rumbewas, Putri Nere, Monalisa Sembor, dan masih banyak lagi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Keresahan ini sebenarnya hadir di dalam pikiran banyak orang,” terang Arie Kriting dalam tulisannya.

Ia berharap, semoga semua bisa sama-sama mendorong agar representasi perempuan Papua pada ajang yang diadakan di daerah Papua bisa terwujud.

“Mari menjadi bangsa yang menghormati perbedaan,” tulisnya di akhir kalimat.

Dalam unggahan tersebut, Arie Kriting juga menyertakan foto portrait perempuan Papua asli yang dapat menjadi rujukan dan merepresentasikan ajang PON XX Papua.

Baca Juga: Nagita Slavina Dikritik Usai Jadi Ikon PON XX, Arie Kriting: Harusnya Perempuan Papua!

Sebelumnya, Arie Kriting menyatakan keberatannya tentang Nagita Slavina yang menjadi Duta PON lewat unggahan di akun Instagramnya @arie_kriting.

"Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation," tulis Arie Kriting, di Instagramnya, Rabu (2/6/2021).

Ia berpendapat bahwa Duta PON XX Papua seharusnya direpresentasikan oleh perempuan yang memang berasal dari Papua.

Cultural Appropriation sendiri secara singkat mengacu pada meminjam atau mencuri budaya dari kelompok minoritas untuk digunakan sebagai keuntungan pribadi.

Dikutip dari jurnal ilmiah karya Jaja Grays bertajuk The Blurred Line of Cultural Appropriation.

Adapun, pada akhir unggahanya, Arie menyelipkan tulisan bahwa ia baru mendapat informasi kalau Raffi dan Nagita menjadi ikon PON Papua, bukan Duta PON XX Papua.

"Tapi isunya adalah Cultural Appropriation. Pada akhirnya yang disorot media akan seperti ini. Perempuan Papua, tidak direpresentasikan dengan baik. Makanya, mending Sahabat Duta saja, biar tidak tumpang tindih," tulis dia.

Baca Juga: Apa Itu Cultural Appropriation yang Disebut Arie Kriting untuk Duta PON Papua Nagita Slavina?

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU