Kompas TV entertainment selebriti

Apa Itu Cultural Appropriation yang Disebut Arie Kriting untuk Duta PON Papua Nagita Slavina?

Kompas.tv - 2 Juni 2021, 22:43 WIB
apa-itu-cultural-appropriation-yang-disebut-arie-kriting-untuk-duta-pon-papua-nagita-slavina
Nagita Slavina didapuk sebagai Duta PON XX Papua. (Sumber: Instagram)
Penulis : Dian Nita | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Potret Nagita Slavina menggunakan pakaian adat Papua sebagai duta PON XX disebut cultural appropriation oleh berbagai kalangan.

Termasuk komedian tanah air, Arie Kriting yang ikut menyuarakan hal itu.

"Penunjukan Nagita Slavina sebagai duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya cultural appropriation," ujar Arie Kriting dikutip dari laman Instagram, Rabu (2/6/2021).

Lantas, apa itu Cultural Appropriation?

Dilansir dari jurnal ilmiah karya Jaja Grays bertajuk The Blurred Line of Cultural Appropriation, apropriasi budaya adalah perbuatan yang mengacu pada meminjam atau mencuri budaya dari kelompok minoritas untuk digunakan sebagai keuntungan pribadi.

Baca Juga: Nagita Slavina Dikritik Usai Jadi Duta PON XX, Arie Kriting: Harusnya Perempuan Papua!

Kasus cultural appropriation ini paling banyak ditemui di dunia fashion.

Manfaat dari memahami apa itu apropriasi budaya adalah untuk menghindari penghinaan budaya lain dan belajar untuk menghargai dan melestarikan budaya itu.

"Apropriasi budaya terjadi ketika kelompok yang memiliki kekuatan ekonomi, politik, dan institusional meminjam atau mencuri dari kelompok yang tertindas dan terpinggirkan," kata Bruce Ziff and Pratima Rao dikutip Jaja Grays.

Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa apropriasi budaya terjadi ketika peminjam budaya tidak menyadari kedalaman pentingnya budaya yang mereka ikuti.

Baca Juga: Sayembara Rp 15 Juta yang Dilakukan Rachel Vennya Disebut Mengarah ke Doxing, Apa Itu?

Contoh dari kasus apropriasi budaya yang sering terjadi dunia barat adalah penampilan Katy Perry dalam American Music Awards pada tahun 2013 lalu.

Dirinya sempat dikecam oleh pegiat budaya lantaran membawakan lagu Unconditionally menggunakan set bertema Geisha Jepang penari yang memutar-mutar payung dekoratif mereka.

Penampilan tersebut dinilai menstereotipkan wanita asia.

Terlebih para penarinya kebanyakan berkulit putih dengan bedak wajah dan riasan mata agar terlihat seperti orang Asia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x