> >

Kemenhub Gandeng Konsultan Asing untuk Telusuri Masalah pada Roda LRT Jabodebek

Ekonomi dan bisnis | 19 November 2023, 06:30 WIB
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menggandeng Systra, konsultan internasional untuk menelusuri kendala pada bagian roda yang dialami oleh LRT Jabodebek. (Sumber: kai.id)

Saat ini sebenarnya LRT Jabodebek masih menerapkan tarif promo dengan minimal Rp3.000 dan maksimal Rp10.000 yang berlaku setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. 

Baca Juga: Belanja di Indomaret Kini Bisa Bayar Pakai QRIS BRImo, Begini Caranya

Sementara pada Senin-Jumat tarif yang berlaku minimal Rp3.000 dan tarif maksimal Rp20.000 seperti yang berlaku saat ini.

Namun, tarif promo yang dimaksud Tulus ialah tarif promo saat sebulan pertama LRT Jabodebek dioperasikan, yaitu sebesar Rp5.000 flat atau tarif promo yang saat ini diterapkan saat akhir pekan.

"Kembali ke tarif promosi dulu mau Rp5.000 atau Rp10.000 untuk membangun loyalitas pengguna sampai headway-nya kembali normal," kata Tulus kepada wartawan di Jakarta pada Kamis (16/11). 

Ia menilai, dengan hanya mengoperasikan 8 trainset, maka otomatis layanan yang diberikan tidak optimal. Hal ini terlihat dari jarak kedatangan antar kereta (headway) LRT Jabodebek yang mencapai 1 jam lamanya.

Baca Juga: Cara Batalkan dan Reschedule Tiket Kereta di Loket Box Stasiun

"Mana ada itu angkutan massal yang headway-nya satu jam. Itu kan enggak lucu, 15 menit saja enggak lucu, ini kok 1 jam," ucap Tulus seperti dikutip dari Kompas.com.

Seperti diketahui, sejak 18 Oktober lalu belasan armada LRT Jabodebek perlu menjalani perawatan bubut roda lantaran roda kereta mengalami keausan. 

Hal ini mengakibatkan frekuensi perjalanan harus dipangkas dan headway menjadi jauh lebih lama dari semula. 

Padahal LRT Jabodebek baru diresmikan pada 28 Agustus 2023. Seharusnya pada masa-masa awal beroperasi ini, LRT bisa meningkatkan minat masyarakat untuk menjajal moda transportasi tanpa awak ini. 

"Nah, ini harus dievaluasi terkait LRT menyangkut soal keandalan produknya dan juga mau enggak mau kalau memang headway-nya tidak terpenuhi, itu sangat merugikan konsumen dan juga LRT sendiri," tutur Tulus. 

 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.tv, Kompas.com


TERBARU