> >

Penderita Lambung atau GERD yang Tetap Berpuasa, Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini

Kesehatan | 17 April 2021, 15:16 WIB
Ilustrasi Gerd (Sumber: Shutterstock/PopTika)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menjalankan ibadah puasa Ramadan seperti saat ini ternyata dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para penderita asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (Gerd).

Pasalnya, para penderita Gerd mesti lebih ekstra lagi menjaga pola makan dan gaya hidupnya selama bulan Ramadan.

Untuk itu, berikut kebiasaan buruk yang perlu dihindari oleh penderita Gerd supaya asam lambung tidak naik saat puasa.

Kebiasaan buruk ini dirangkum dari penjelasan dr Tirta Prawita Sari. MSdc, SpGK dari RS Pondok Indah.

Baca Juga: Manfaat Air Kelapa Muda untuk Berbuka Puasa, Lebih dari Sekadar Segarkan Tubuh

1. Makan terlalu kenyang

Penderita Gerd pada umumnya memiliki lambung dengan cincin atau katup yang disebut sfingter yang longgar dan tidak bisa tertutup dengan baik.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak makan berlebihan hingga terlalu kenyang, supaya makanan yang masuk ke lambung tidak kembali naik.

Meski begitu lapar dan dahaga setelah puasa seharian, alangkah baiknya penderita Gerd mulai makan atau minum secara perlahan dan sedikit demi sedikit sesuai dengan kebuthan.

"Termasuk cairan. Jadi tidak makan atau minum yang membuat lambung terlalu penuh," kata Tirta, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (!5/4/2021).

Baca Juga: Jangan Sembarangan, Ini 4 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

2. Makan terburu-buru

Terburu-buru saat makan karena rasa lapar selama puasa, nyatanya tidak baik juga bagi para penderita Gerd.

Saat makan, Tita menyarankan, untuk menguyah makanan dengan perlahan, setidaknya makanan dikuyah sekitar 30 hingga 50 kali.

Dengan menguyahnya secara sempurna, enzim yang ada di air liur akan mendapat kesempatan untuk bercampur dengan makanan sehingga memudahkannya untuk dicerna.

"Sehingga ketika masuk ke dalam lambung bentuknya sudah kecil dan sudah sebagian mengalami proses pencernaan," ucapnya.

Baca Juga: Catat, Berikut Ini Makanan yang Baik untuk Disantap Saat Sahur

3. Menggunakan pakaian ketat

Penderita Gerd sangat dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang longgar, bukan yang ketat mengikat di daerah lambung atau ulu hati.

Jika mengenakan ikat pinggang, misalnya, usahakan melonggarkannya ketika makan untuk memastikan tidak ada penghalang bagi makanan untuk turun ke lambung.

4. Rebahan setelah makan

Kenyang setelah puas menyantap menu buka puasa, seringkali memicu rasa kantuk dan lelah yang berujung pada keinginan untuk rebahan.

Baca Juga: Perhatikan! Tidak Disarankan Minum Kopi Saat Sahur, Simak Penjelasannya

Namun sebaiknya, bagi penderita Gerd terutama, setelah makan badan diusahakan tetap tegap atau duduk dan tidak berbaring selama kurang lebih satu hingga dua jam.   

"Ini untuk memastikan makanannya bisa turun. Karena kita membutuhkan bantuan dari gravitasi supaya makanan bisa turun," ujar Tirta.

Atau jika memungkinkan, melakukan aktivitas ringan setelah makan seperti membersihkan meja makan, mencuci piring, hingga berjalan sanatai di sekitar rumah bisa jadi piliha daripada sekadar duduk-duduk saja.

"Pastikan punya jarak (waktu) yang cukup agar bisa makan secara perlahan, makanan dikunyah sempurna dan bisa punya sedikit waktu untuk tidak langsung tidur," kata dia.

Baca Juga: Minum 7 Jenis Obat Ini Saat Puasa Ramadan Tak Membatalkan Puasa?

5. Tidak menjaga berat badan

Puasa bukan menjadi alasan bagi penderita Gerd untuk mengabaikan berat badannya.

Sebab, pada banyak kasus, orang-orang yang berhasil menurunkan berat badan biasanya juga bisa mengurangi keluhan refluks asam lambung yang dialaminya.

"Orang yang punya masalah lambung tidak boleh gemuk," kata Tirta.

Baca Juga: Ini Pola Minum Obat Saat Puasa Bulan Ramadan

Selepas bulan Ramadan, penderita Gerd diharapkan tetap menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah disebutkan di atas.

Secara umum, penderita Gerd perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga, menghindari merokok, menghindari pemicu Gerd, tidur cukup, dan mengelola stres.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU