> >

Produksi Beras RI Surplus tapi Mengapa Masih Impor? Begini Jawaban Mentan

Kebijakan | 1 Februari 2023, 13:14 WIB
Ilustrasi, proses bongkar muat beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022). (Sumber: Kompas.id/ADRYAN YOGA PARAMADWYA)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Data produksi beras yang surplus diisukan tidak valid karena ternyata masih harus impor beras. Namun, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membantah hal tersebut.

Ia pun mencocokkan data dari BPS dengan data dari Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) milik Kementan serta laporan Gubernur dan Kepala Divisi dari 17 provinsi di Indonesia.

“Hari ini saya coba melakukan apa ya sinkronisasi antara data satelit dan data standing crop yang ada dan ternyata data standing crop kita dengan data dari BPS oke,” kata Syahrul, Selasa (31/1/2023), dikutip dari Antara.

Ia menegaskan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan rujukan utama dari Kementan dan semua pihak, sesuai petunjuk Presiden serta ketentuan aturan yang ada.

Namun, pihaknya tetap mengumpulkan data melalui SISCrop sebagai data cadangan dan hasilnya sinkron dengan data dari BPS.

“Tata laporan masih kita pakai, jadi jangan satu sistem mudah-mudahan tidak ada error tapi dalam kehidupan modern sekarang ini kalau ada orang tidak percaya digital itu kan terlalu juga ya," ujarnya.

"Tapi tidak berarti data yang ada (tidak valid), jajaran BPS ada di mana-mana di seluruh Indonesia itu harus kita manfaatkan,” ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Gelar Ratas soal Beras tanpa Syahrul Yasin Limpo, Budi Wasesa: Yang Diundang Cuma Bertiga

Politikus Partai Nasdem ini pun mengingatkan agar semua pihak menghargai jerih payah para petani yang telah bersusah payah dalam memproduksi beras.

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU