> >

Sri Mulyani: Kenaikan Harga Barang Jadi Ancaman Masyarakat, tapi Menambah Penerimaan Negara

Kebijakan | 5 April 2022, 20:19 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan struktur APBN 2023 saat konferensi pers terkait Hasil Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (16/2/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ancaman bagi masyarakat saat ini telah berganti. 

Jika sebelumnya masyarakat dihadapkan dengan ancaman pandemi wabah Covid-19, saat ini ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan harga barang.

Baca Juga: Sri Mulyani: Penerimaan Pajak hingga Februari 2022 Mencapai Rp199,4 Triliun

"Dulu tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan (harga) barang-barang," kata Sri Mulyani dalam keterangan persnya usai sidang kabinet di Istana Negara, Selasa (5/4/2022).

Oleh karenanya  itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan merumuskan sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi kondisi saat ini.

“Kementerian Keuangan akan menyiapkan penataan dari sisi alokasi APBN, karena kenaikan yang luar biasa dari harga-harga komoditas dari satu sisi akan menambah APBN,” ujar Sri Mulyani.

“Penerimaan negara akan naik entah itu dari minyak, gas, batu bara, nikel, CPO, namun di sisi lain masyarakat juga akan merasakan rambatan dari inflasi global.”

Baca Juga: Geramnya Sri Mulyani dengan Alasan Masyarakat Enggan Bayar Pajak

Sri Mulyani menuturkan pemerintah akan merumuskan langkah-langkah bagaimana tambahan penerimaan negara tersebut bisa dialokasikan secara tepat.

"Tadi Bapak Presiden sudah menginstruksikan untuk kita melihat detail harga-harga pangan dan harga energi dan pilihan-pilihan kebijakan yang bisa kita ambil,” ucapnya. 

“Jadi di satu sisi kita bisa menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum ekonomi tapi juga menjaga APBN, ini tiga hal sangat penting yang terus dilakukan.” 

Saat ini, kata Sri Mulyani, pemerintah masih punya alokasi anggaran sebesar Rp455 triliun untuk program pemulihan ekonomi.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU