> >

Pakar dari IPB Sebut Perang Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Bahan Pokok

Ekonomi dan bisnis | 6 Maret 2022, 10:36 WIB
Foto ilustrasi - Harga cabai merah terus mengalami kenaikan. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bayu Khrisnammurti, pakar agribisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan sejumlah faktor terjadinya inflasi pada harga bahan pokok yang melanda secara global. Salah satunya dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina. 

"Tambahan yakni gara-gara perang, karena Ukraina dan Rusia merupakan penghasil 30 persen gandum dunia sehingga produksi dunia kini turun 30 persen," kata Bayu dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Minggu (6/3/2022). 

Baca Juga: Siap-Siap, Pakar Perkirakan Kenaikan Harga Pangan Bisa Berlangsung Hingga Juli 2022

Jika pasokan gandum terganggu, kata dia, maka akan muncul substitut gandum untuk pangan pada komoditas lain seperti kedelai atau jagung sehingga menyebabkan permintaan meningkat. 

Padahal, kenaikan harga bahan pokok juga disebabkan oleh kondisi iklim yang memburuk sejak 2020 dan berdampak hingga sekarang. Untuk di Indonesia sendiri saat ini tengah di masa paceklik . 

Akibatnya, produksi sejumlah komoditas mengalami penurunan. 

"Argentina dan Brazil contohnya yang menjadi produsen kedelai dan jagung dunia, produksinya turun 30 persen," kata dia. 

Alasan lainnya yakni akibat pandemi. Bayu mengatakan, pandemi Covid-19 mengganggu rantai pasok secara global. 

"Adanya lock down, kontainer tidak jalan, kapal tidak jalan, ini menganggu rantai pasok secara global," jelas dia. 

Baca Juga: OJK Sebut Dampak Konflik Rusia-Ukraina Bakal Naikkan Harga Pangan Nasional

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan terganggunya tenaga kerja. Ia memberi contoh tenaga kerja di AS yang biasanya datang dari Meksiko terhambat sehingga memengaruhi hasil produksi. 

"Kalau kasus kita emang tidak untuk pangan tapi sawit, tenaga kerja terganggu sehingga memengaruhi harga minyak goreng," kata dia. 

Bayu turut memperkirakan kenaikan harga bahan pokok ini dapat berlangsung hingga Juni atau Juli 2022.

"Berlangsung kenaikan kira-kira sampai semester pertama 2022, perkiraan Juni atau Juli ya," ungkap Bayu.

Seperti diketahui, sejumlah harga bahan pangan mengalami kenaikan harga. Mulai dari minyak goreng yang kemudian membuat kelangkaan, gula pasir, kedelai yang berimbas pada harga tahu dan tempe, daging sapi, dan gas LPG.

Penulis : Hasya Nindita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU