> >

Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp5.954 Triliun hingga November 2021

Ekonomi dan bisnis | 17 Januari 2022, 11:43 WIB
Ilustrasi utang luar negeri Indonesia. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga November 2021, 416,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp5.954 triliun (asumsi kurs Rp14.300).

Jumlah itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Oktober 2021, yang sebesar 422,3 miliar dollar AS.

BI menyatakan, penurunan itu disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Tapi jika dibanding November 2020, posisi ULN November 2021 naik 0,1 persen.

BI merinci, ULN Indonesia terdiri dari ULN pemerintah dan ULN swasta. Posisi ULN Pemerintah bulan November 2021 sebesar 202,2 miliar dollar AS, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 204,9 miliar dolar AS.

Baca Juga: Di Pengadilan, Texmaco Masih Tidak Mengakui Punya Utang BLBI Rp29 Triliun

"Penurunan posisi ULN Pemerintah terutama disebabkan penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), seiring sentimen global yang kembali mendorong tren peningkatan imbal hasil surat utang AS (US Treasury) pasca Federal Open Market Committee (FOMC) meeting," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/1/2022).

Di sisi lain, pada bulan November 2021 Pemerintah menandatangani pinjaman dari lembaga multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program penanganan Covid-19. Salah satunya dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) melalui program Additional Financing for Indonesia Emergency Response to Covid-19.

Erwin menyampaikan, dukungan ULN pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan November  2021 antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen dari total ULN Pemerintah); sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,3 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor konstruksi (15,5 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,0 persen).

"Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN Pemerintah," ujar Erwin.

Baca Juga: Utang Global Capai 225 Triliun Dollar AS, Rekor Tertinggi Sejak Perang Dunia 2

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU