> >

Tiru Ambisi Korea Selatan, Dubes RI Terus Dorong Kerja Sama Green Economy

Ekonomi dan bisnis | 19 November 2021, 13:29 WIB
Petugas memeriksa panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (Sumber: Dok. Pertamina)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kerja sama green economy atau ekonomi hijau yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan efisien terus diupayakan.

Berkaitan dengan hal itu, Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto menegaskan, adopsi teknologi akan terus dilakukan karena keyakinan bahwa Indonesia juga bisa menerapkan penggunaan energi bersih di masa mendatang.

"Suka tidak suka harus mengikuti tren yang sekarang dibentuk atau pun diprogramkan oleh dunia yaitu, green economy. Korea Selatan memang salah satu negara yang sangat ketat terkait lingkungan, pengembangan EBT dan sebagainya. Tentu saja itu nanti kita bisa adopsi dari apa yang mereka capai," katanya lewat keterangan tertulis, Jumat (19/11/2021).

Gandi juga menjelaskan, penerapan green economy di Indonesia sendiri sudah mencapai kemajuan yang signifikan. Hal itu terlihat dari dimulainya operasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) aneka pembangkit listrik EBT dari mulai panas bumi, angin, dan sebagainya.

Begitu pula dari sisi kesadaran masyarakat, salah satunya ada inisiasi untuk membuat Gerakan Satu Juta Atap Surya.

Baca Juga: Apa Langkah Pemerintah Untuk Terapkan Sistem Ekonomi Hijau (3) - NGOPI

Korea Selatan diketahui telah mencapai 35 persen pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir. Seiring ambisinya, Korea Selatan terus menerapkan energi yang berkelanjutan dan efisien bagi 51,3 juta orang penduduknya.

Korea Selatan juga jadi salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan Paris Agreement yang telah menjadi konsensus global.

Hal itu berarti mereka akan mengembangkan dan memperbesar porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) paralel dengan pengurangan pemakaian energi fosil serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) demi menuju net zero emission (NZE).

Sama seperti Korea Selatan, Dubes Gandi juga melihat dunia usaha saat ini sudah menyadari pentingnya faktor lingkungan, sosial dan pemerintah atau populer disebut ESG (Environmental, Social and Corporate Governance).

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU