> >

Sektor Migas Masih Jadi Andalan Indonesia hingga 2050

Ekonomi dan bisnis | 14 Oktober 2021, 10:19 WIB
Sumur-sumur minyak yang dikelola Pertamina Hulu Kalimantan Timur di Lapangan Sepinggan, lepas pantai Balikpapan (Sumber: Kompas.TV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sektor minyak dan gas bumi masih mendominasi pemenuhan energi di dalam negeri.

Oleh karen itu, pemerintah Indonesia menempatkan sektor migas sebagai andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, bahkan hingga 2050.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto menjelaskan, dari angka realisasi Rencana Umum Energi Nasional atau RUEN tahun 2020 persentase penggunaan minyak dan gas bumi dalam kebijakan energi berada pada angka 50,8 persen.

"Angka mengindikasikan lebih dari separuh pemenuhan energi dalam negeri masih dipenuhi sektor minyak dan gas bumi," jelasnya dalam keterangandi Jakarta, Rabu (13/10/2021). 

Kemudian, bergeser ke tahun 2025, pemerintah menargetkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan RUEN bahwa kontribusi minyak dan gas bumi berada pada angka 47 persen.

Baca Juga: China Diduga Incar Sumber Migas di Indonesia, Pemerintah Belum Bersikap

Jumlah itu masih lebih besar ketimbang batu bara yang ditargetkan berada pada angka 30 persen dan energi baru terbarukan sebesar 23 persen.

Djoko mengungkapkan, kontribusi minyak dan gas bumi masih tinggi pada 2050 dengan porsi 44 persen. Sedangkan batu bara hanya 25 persen dan energi baru terbarukan sebesar 31 persen.

Adapun, pemerintah mempunyai program untuk membangun kilang guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri terhadap bahan bakar minyak dan elpiji. Hal ini terkait dalam memaksimalkan potensi minyak dan gas bumi.  

Saat ini, pemerintah sedang melakukan revitalisasi kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan dan kilang baru di Tuban agar bisa memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU