> >

Potensi Nilai Ekonomi Industri Game Rp24 T, Luhut Ingin Game Lokal Mendidik Berkembang

Ekonomi dan bisnis | 12 Oktober 2021, 14:33 WIB
Ilustrasi game online. Menko Maret Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pasar game di Indonesia sangat besar, namun mayoritas masih impor. Luhut pun ingin game lokal semakin berkembang. (Sumber: shutterstock via Kompas.com)

"Dan game jangan menjadi addict yang merusak anak kita tapi justru mendidik dan membangun persatuan, kesatuan, seperti open mind, open heart, open will. Itu yang kita dorong dengan pesan-pesan kebersamaan, kita bisa hidup berbeda tapi tidak perlu berkelahi," tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Izinkan 18 Negara Masuk Indonesia Kecuali Singapura, Luhut: Belum Penuhi Syarat WHO

Pemerintah sudah memulai Gerakan Bangga Buatan Indonesia sejak tahun lalu. Luhut menyebut, Gernas BBI telah melahirkan banyak program kolaboratif untuk memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Hingga Juli 2021, jumlah UMKM artisan Indonesia yang telah masuk ke e-commerce mencapai lebih dari 15 juta unit.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengusulkan komponen digital, seperti game online, bisa masuk dalam penghitungan komponen penyusun total kandungan dalam negeri (TKDN).

"Sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yaitu harus ada transformasi ekonomi menuju Industri 4.0, kita juga harus mengakselerasi pertumbuhan industri digital. Karena itu saya mengusulkan produk digital bisa menjadi perhitungan TKDN sehingga karya digital anak negeri bisa masuk, dikenal dan akhirnya digunakan," terang Jerry seperti dikutip dari ANTARA.

Penghitungan terhadap berapa persen komponen nasional selama ini memang hanya didasarkan pada komponen fisik. Untuk produk ponsel misalnya, komponen yang dihitung adalah kaca, IC, cassing dan lain-lain.

Sementara program yang terkandung dalam ponsel itu sendiri tidak dihitung.

"Karena itu, masuknya komponen digital dalam perhitungan TKDN akan bisa mengakselerasi kreativitas anak negeri dalam mengembangkan industri digital," pungkasnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU