> >

Potensi Nilai Ekonomi Industri Game Rp24 T, Luhut Ingin Game Lokal Mendidik Berkembang

Ekonomi dan bisnis | 12 Oktober 2021, 14:33 WIB
Ilustrasi game online. Menko Maret Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pasar game di Indonesia sangat besar, namun mayoritas masih impor. Luhut pun ingin game lokal semakin berkembang. (Sumber: shutterstock via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, potensi game begitu besar untuk dikembangkan karena potensi pasarnya mencapai Rp24 triliun.

Menurut Luhut, potensi yang besar itu perlu dikembangkan agar bisa menarik manfaat sebesar-sebesarnya bagi Indonesia.

"Game industry ini menurut saya sangat penting. Kemarin sudah kami rapatkan dan game ini rupanya mempunyai market hampir Rp24 triliun, tahun ini saja. Ini 97 persennya kita impor," kata Luhut dalam peresmian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Kaltim di Samarinda, yang juga disiarkan secara virtual, Selasa (11/10/2021).

Luhut mengatakan, berdasarkan hasil riset perusahaan statistik asal Jerman, Statista, pendapatan industri game online Indonesia mencapai 1,29 miliar dollar AS pada 2020 dan akan menembus 1,49 miliar dollar AS pada 2021.

Menurut Luhut, dalam rapat beberapa waktu lalu, pemerintah siap untuk mendorong industri game bisa maju secara ekonomi dan harus memiliki konten positif.

Baca Juga: PT Lippo Karawaci Bakal Angkat Adik dari Menko Marves Luhut Jadi Komisaris Independen

"Kemarin sudah kami rapatkan, bandwidth-nya akan kami kecilkan, jadi semua buatan dalam negeri," ujar Luhut.

Sebagai Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buayan Indonesia (BBI), Luhut menginginkan game harus memiliki konten budaya Indonesia, misalnya soal Pancasila, kebersamaan hingga kenegaraan.

"Karena dalam UU mengenai game ini juga sudah disebutkan bahwa harus diisi konten mengenai Pancasila, kebersamaan, dan kenegaraan, UUD 45 dan sebagainya. Itu menyatukan kita," ucapnya.

Luhut juga ingin  game tidak sekadar membuat candu tetapi harus juga mendidik.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU