> >

Pemprov Riau Alokasikan Dana Rp50 Miliar untuk Penanganan Covid-19 dan Karhutla

Kebijakan | 28 Juli 2021, 23:40 WIB
Petugas Polsek Rangsang melakukan pemadaman api karhutla yang terjadi di Desa Wonosari, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Senin (8/2/2021). Dalam kasus ini, petugas menangkap satu orang pelaku yang membakar lahan tersebut (Sumber: Dok. Polres Kepulauan Meranti)

RIAU, KOMPAS.TV - Pemerintah Provinsi Riau mengalokasikan dana tidak terduga sebesar Rp50 Miliar untuk penanganan Covid-19 dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Indra, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah (BPKAD) Riau, mengatakan pihaknya mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah Perubahan (APBD-P) Riau tahun 2021.

"Anggaran dalam bentuk dana tak terduga ini untuk antisipasi Covid-19 juga untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), sebab titik api sudah muncul di beberapa daerah dan bencana ulah manusia ini sama-sama membahayakan keselamatan masyarakat," kata Kepala BPKAD Riau, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: Kabar Baik, Kasus Aktif Covid-19 di 4 Provinsi PPKM Jawa Bali Menurun

Indra juga menjelaskan uang tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendesak selama penanganan dua bencana, baik Covid-19 dan Karhutla.

Sebelum dana tak terduga mendapat alokasi tambahan, pihak Pemprov Riau hanya memiliki sebesar Rp15 Miliar.

Pihaknya menilai dengan bencana Covid-19 yang belum tahu kapan akan selesai, Pemprov Riau akan kekurangan anggaran.

Oleh karena itu, agar dapat memenuhi segala kebutuhan mendesak, pihaknya mengalokasikan dana tambahan dari APBD sebesar Rp50 miliar.

Terlebih, saat ini juga Riau masuk ke dalam wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV.

Baca Juga: Renovasi Asrama Donohudan sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 akan Selesai Pekan Ini

"Ancaman pandemi Covid-19 belum tahu kapan berakhir sehingga persediaan dana tak terduga itu dibutuhkan lebih juga untuk mengantisipasi kebutuhan anggaran termasuk penanganan Karhutla, serta kebutuhan lain yang sifatnya mendesak, bersamaan dengan itu Riau kini memasuki PPKM level IV," katanya.

Perlu diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mendeteksi 148 titik panas atau hotspot di wilayah Riau.

Prakirawan BMKG Pekanbaru, Bibi Sulianto, mengatakan titik panas tersebar di 11 kabupaten dan kota. Paling banyak terdeteksi di Kabupaten Pelalawan sebanyak 37 titik. Kemudian, Kota Dumai 35 titik.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU