> >

Kadin: Perekonomian Tidak akan Kembali Normal Selama Covid-19 Tidak Selesai Diatasi

Ekonomi dan bisnis | 22 Juni 2021, 19:06 WIB
Kawasan Industri Batam (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Laju pemulihan ekonomi dikhawatirkan kembali melambat karena lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan. Selain itu, jika situasi tak cepat terkendali, dapat mengganggu kinerja industri sehingga Indonesia bisa lebih lama terjebak dalam resesi.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, perekonomian tidak akan kembali normal selama Covid-19 tidak selesai diatasi.

Meski sebelum ini, sejumlah sektor industri sempat mengalami pemulihan. Hal itu tampak dari Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) Indonesia yang selama tujuh bulan berturut-turut mengalami ekspansi dan mencapai angka tertinggi pada Mei 2021. 

Dari data IHS Markit, PMI Indonesia menyentuh posisi 55,2 poin pada Mei 2021. Posisi itu tertinggi selama 10 tahun terakhir.

Pertumbuhan permintaan baru yang kuat mendorong kebutuhan produksi lebih tinggi. Perusahaan juga mulai berani merekrut pekerja kembali untuk memenuhi kapasitas produksi. 

"Namun, kasus Covid-19 yang beberapa pekan terakhir ini melonjak bisa membuat dunia usaha kembali mundur, " katanya, Senin (21/6/2021), dilansir dari Kompas.id.

Apalagi, mengingat lonjakan kasus tertinggi ada di sejumlah daerah yang merupakan sentra industri, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Baca Juga: Sejumlah Industri Keuangan Lakukan Vaksinasi Goyong Royong untuk Mempercepat Herd Immunity

Adapun, kluster penularan Covid-19 di lingkungan industri mulai bermunculan, seperti di Karawang dan Purwakarta, Jawa Barat.

Pekan lalu, di Karawang, Satgas Penanganan Covid-19 menemukan 60 orang dari total 114 karyawan terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara di Purwakarta, ditemukan 48 karyawan yang positif Covid-19. 

”Bagaimana ekonomi mau bergerak, kalau Covid-19 bertambah lagi. Pergerakan orang berkurang, permintaan menurun, dan produksi pasti kembali terhambat. Apalagi, kegiatan produksi di pabrik-pabrik akan kembali dibatasi,” kata Johnny di Jakarta. 

Johnny menilai, PMI Indonesia bisa kembali turun pada Juni atau Juli 2021. Target pertumbuhan ekonomi 7,1-8,3 persen yang dipatok pemerintah juga akan sulit tercapai, terlebih jika lonjakan kasus tidak segera terkendali. 

”Kinerja industri dinilai dari permintaan, produksi, stok, tenaga kerja, dan logistik. Sementara, karena lonjakan ini, permintaan pasti akan melambat lagi, yang otomatis berpengaruh ke produksi dan kondisi tenaga kerja,” jelasnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Ahmad Heri Firdaus berharap, pemerintah bisa lebih tegas memberlakukan pengetatan dan pembatasan kegiatan.

”Konsekuensinya, ekonomi pasti lesu lagi. Akan tetapi, mau tidak mau, suka tidak suka, harus ditempuh supaya ke depan kita bisa bangkit secara konsisten. Kalau tidak, kita terus terkatung-katung seperti ini,” ujar Heri. 

Baca Juga: 60 Orang di Klaster Industri Karawang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU