> >

Ekspor China Tahun 2020 Hasilkan Surplus Perdagangan 535 Miliar Dollar AS

Ekonomi dan bisnis | 14 Januari 2021, 23:52 WIB
Ilustrasi ekspor impor. Ekspor China tahun 2020 naik cukup pesat meningkatkan surplus perdagangannya menjadi 535 miliar dollar AS, salah satu yang tertinggi yang pernah dilaporkan, demikian dilansir Associated Press Kamis (14/01/2021) (Sumber: Tribunnews.com)

BEIJING, KOMPAS.TV - Ekspor China tahun 2020 naik cukup pesat meningkatkan surplus perdagangannya menjadi 535 miliar dollar AS, salah satu yang tertinggi yang pernah dilaporkan, demikian dilansir Associated Press Kamis (14/01/2021)

Ekspor China meningkat menjadi 2,6 triliun dollar AS, naik 3,6% dibanding angka 2019. Impor turun tipis 1,1% menjadi sedikit diatas 2 triliun dollar AS, tetapi pertumbuhan yang kuat di paruh kedua membuat China menjadi ekonomi utama pertama yang bangkit kembali setelah pandemi.

Ekspor ke Amerika Serikat naik menjadi 45,2 miliar dollar meskipun ada kenaikan tarif pada sebagian besar barang China oleh pemerintahan Trump dalam perselisihan dengan Beijing mengenai teknologi dan keamanan.

Impor barang-barang AS naik 9,8% menjadi 13,5 miliar dollar AS, didorong oleh janji Beijing sebagai bagian dari gencatan senjata dalam konflik tersebut untuk membeli lebih banyak kedelai Amerika, gas alam, dan ekspor lainnya.

Baca Juga: Surplus Perdagangan China Melonjak Hingga 75.4 Miliar Dollar AS Bulan November

Eksportir China diuntungkan dari pembukaan kembali yang lebih awal dari ekonomi mereka, termasuk permintaan akan masker serta persediaan medis buatan China lainnya.

Eksportir China selama 2020 mengisi celah ekspor pesaing asing yang masih menghadapi pembatasan akibat pandemi, tetapi itu diperkirakan berakhir saat vaksin virus corona diluncurkan dan ekonomi dunia berangsur kembali normal. 

"Kekuatan ekspor China saat ini tidak mungkin dipertahankan tanpa batas waktu," kata Julian Evans-Pritchard dari Capital Economics dalam sebuah laporan. Dia mengatakan impor "cenderung turun kembali" karena pemerintah mengurangi pengeluaran yang tinggi dan dukungan lain untuk kegiatan ekonomi.

Baca Juga: Mobil Listrik di China Laris Manis Dengan Penjualan Naik Hampir 11 Persen

Ekspor secara keseluruhan melonjak 18,1% pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 281,9 miliar dollar AS, sementara impor naik 6,5% menjadi 203,7 miliar dollar AS, mencerminkan rebound dalam permintaan konsumen China setelah Partai Komunis yang berkuasa membuka kembali pabrik, pusat perbelanjaan, kantor dan dealer mobil.

Ekspor bulan Desember ke Amerika Serikat mencapai 4,6 miliar dollar AS. Impor barang-barang Amerika mencapai 1,6 miliar dollar AS, memberikan China surplus 3 miliar dollar.

"Pada tahun 2020, China membuat pencapaian luar biasa dalam perdagangan luar negeri, yang tidak datang dengan mudah," kata sebuah pernyataan dari Administrasi Umum Kepabeanan China.

Hal tersebut dipandang sebagai peringatan agar kalangan eksportir China tidak berpuas diri, dengan mengatakan situasi ekonomi global "masih serius dan kompleks."

Baca Juga: Presiden China Mendorong Starbucks untuk Memperkuat Hubungan Tiongkok-Amerika Serikat

Terpilihnya Joe Biden untuk menggantikan Presiden Donald Trump telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pertarungan Trump dengan Beijing.

Ekonom dan analis politik memperkirakan situasi akan mengalami sedikit perubahan karena rasa frustrasi yang meluas di Washington dengan catatan perdagangan dan hak asasi manusia China serta keluhan tentang pencurian dan mata-mata teknologi.

Beijing berjanji untuk membeli lebih banyak ekspor Amerika dalam perjanjian "Fase 1" Januari lalu yang bertujuan untuk mengakhiri perang tarif.

Kedua pemerintah sepakat untuk menunda kenaikan tarif yang direncanakan lebih lanjut untuk barang satu sama lain, tetapi sanksi terhadap impor miliaran dolar tetap ada.

Baca Juga: Indonesia Akan Jadi Pusat Produksi Regional Vaksin Covid-19 China

China tertinggal dalam memenuhi komitmen tersebut tetapi mulai mengejar ketertinggalan karena permintaan meningkat kembali.

China berada di jalur untuk menjadi satu-satunya ekonomi besar yang tumbuh pada tahun 2020 sementara aktivitas di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang turun.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu menyusut sebesar 6,8% dari tahun sebelumnya dalam tiga bulan pertama tahun 2020. Pertumbuhan kembali meningkat menjadi 3,2% pada kuartal kedua dan meningkat menjadi 4,9% dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan September.

Impor China tumbuh lebih cepat berdasarkan volume daripada nilai karena harga minyak dan komoditas lainnya merosot setelah pembatasan pada perjalanan dan bisnis menekan permintaan global.

Juga pada tahun 2020, ekspor ke Eropa naik 6,7% menjadi 39,1 miliar dollar AS meskipun terdapat upaya pengendalian pandemi yang menutup perjalanan dan bisnis di pasar utama.

Impor barang-barang Eropa naik 2,3%, memberi China surplus 13,3 miliar dollar AS.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU