> >

Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi, Kemenag: Kunci Pemulihan Pendidikan adalah Guru

Advertorial | 26 November 2021, 15:21 WIB
Dialog bertema Peran Aktif Guru dalam Pemulihan Pendidikan di media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) KPCPEN, Kamis (25/11/2021). (Sumber: Dok. KPCPEN)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi Covid-19 membawa tantangan besar dalam dunia pendidikan, adaptasi sistem pembelajaran jarak jauh dinilai tidak seoptimal pembelajaran tatap muka (PTM).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam pemulihan pendidikan, di antaranya dengan merancang relaksasi dana bos agar bisa digunakan sekolah yang terdampak pandemi.

Hal terkait bantuan internet, kurikulum darurat, serta vaksinasi tenaga pendidik juga menjadi prioritas pemerintah.

Pada akhir 2019 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah melakukan rapat dengan dengan empat menteri guna membahas vaksinasi guru dan sekolah tatap muka.

Pemberlakuan upaya vaksinasi usia 12 tahun ke atas juga sudah dilakukan. Target pemerintah lainnya, yaitu agar PTM dapat diselenggarakan oleh sekolah minimal tiga kali dalam satu minggu.

Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan mendorong institusi kampus untuk dapat melaksanakan tatap muka terbatas bagi mahasiswa dan dosen.

Menurutnya, pembelajaran di masa pandemi membuat siswa mengalami learning loss, atau kondisi di mana siswa kehilangan pengalaman belajar, serta elaborasi dengan sesama siswa dan guru. Hal serupa pun turut dirasakan oleh tenaga pengajar.

“Kurikulum kita adalah kurikulum tatap muka. Jadi yang penting adalah tatap muka dulu,” ujar Putra dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (25/11/2021).

Baca Juga: Hari Guru Nasional, Pemkot Bandar Lampung akan Beri Beasiswa pada Guru

Putra mendorong diberlakukannya PTM di satuan pendidikan dengan memperhatikan perlindungan kesehatan. Untuk mencapai hal itu, para guru harus bekerja sama dengan orangtua dalam memberikan pendidikan protokol kesehatan kepada anak atau siswa.

Selain protokol kesehatan, vaksinasi juga perlu diperhatikan guna melindungi tenaga pendidik dan siswa dari gejala berat apabila terpapar Covid-19.

Siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), siswa sekolah dasar (SD), dan pelajar sekolah menegah kejuruan (SMK) sangat memerlukan pembelajaran tatap muka terlebih lagi untuk kebutuhan praktikum.

Guru kunci pemulihan pendidikan

Di sisi lain, Putra mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah menciptakan percepatan kepandaian guru dalam memunculkan inovasi dan kreativitas baru.

“Pembelajaran daring di masa pandemi membuat kita juga tahu, apa yang harus disederhanakan dari kurikulum kita,” ujar Putra.

Hal serupa disebutkan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Zain.

Ia menyebutkan, para guru di wilayah terpencil memanfaatkan voice note atau rekaman suara untuk memastikan proses pembelajaran tetap bejalan tanpa beban berat pada kuota dan kendala lain internet.

“Kunci pemulihan pendidikan adalah para guru,” tegas Zain.

Karena itu, selain perlindungan kesehatan, kompetensi guru juga harus terus ditingkatkan. Tugas utama guru tidak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan, melainkan juga menanamkan karakter baik.

Upaya peningkatan kompetensi antara lain dengan mendukung para guru untuk akrab dengan budaya digital.

Dalam hal ini, Zain bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk menggelar program Madrasah Makin Cakap Digital guna melatih tenaga pendidik berinteraksi dengan digital culture dan mengakses perpustakaan nasional.

Menurut Zain, penanganan kesehatan di dalam lingkungan madrasah lebih mudah dikontrol karena merupakan lingkungan tertutup.

Baca Juga: Sri Mulyani Kaget Ada Guru Bahasa Arab Jago Ngajar APBN

Pelaksanaan PTM terbatas juga dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan semua tenaga pendidik maupun siswa yang terlibat telah mendapatkan vaksinasi. Namun, Zain tetap menekankan perlunya memberikan literasi kesehatan bagi anak didik.

“Agar anak-anak mengerti bahwa virus itu ada. Ini proses yang harus kita lalui,” ujarnya.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi mengatakan pandemi Covid-19 tak hanya mendorong kemandirian belajar siswa melainkan juga membuat guru menemukan cara baru dalam mengajar.

“Hal yang paling dibutuhkan guru abad ini adalah yang relate dengan kebutuhan anak (siswa),” tegas Unifah.

Transformasi kurikulum yang bersifat dinamis sangat dibutuhkan. Menurut Unifah, selain kompetensi ilmu pengetahuan, keterampilan dan karakter juga harus diperhatikan.

Guru  dapat merumuskan pembelajaran bersama siswa sesuai kompetensi dan kebutuhan, serta mendorong pembelajaran yang bersifat personalize learning.

Menurut Unifah, sumber belajar mampu didapatkan di mana saja. Namun, murid dan guru melakukan komunikasi, kolaborasi, atau pemecahan masalah di kelas. 

Menurut guru sekaligus influencer, Mardimpu Sihombing, guru adalah agen perubahan, penggerak, pembelajar. Guru diharapkan memberikan ide untuk perubahan dalam pendidikan.

“Guru harus menghamba pada anak didik. Harus diciptakan sistem pendidikan yang terfokus pada peserta didik dan dapat mengidentifikasi minat bakat peserta didik,” ujar Mardimpu, influencer dengan konten pembelajaran melalui media sosial TikTok.

Mardimpu menekankan pentingnya pendampingan pada siswa karena kebutuhan setiap anak berbeda. Dalam hal ini, guru, orangtua, dan peserta didik harus berkolaborasi dan menjalin komunikasi agar dapat dilakukan pendekatan sesuai kebutuhan tiap siswa.

Sejalan dengan tema peringatan Hari Guru Nasional 2021, “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan", profesi seorang pengajar membutuhkan dedikasi dan ketulusan. Atas perjuangan dan jasa-jasa para pendidik, guru layak mendapatkan apresiasi tertinggi.

(ahr)

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU