Kompas TV advertorial

Gandeng UI, YLA, dan National Geographic Society, Danone Indonesia Gelar Pembelajaran Samtaku

Kompas.tv - 11 Agustus 2022, 17:00 WIB
gandeng-ui-yla-dan-national-geographic-society-danone-indonesia-gelar-pembelajaran-samtaku
Program Sampahku, Tanggung Jawabku (Samtaku) merupakan kolaborasi Kemenkomarves, Kemdikbud, Danone Indonesia, tim penulis dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Yayasan Lentera Anak, dan National Geographic Society. (Sumber: Dok. Danone Indonesia)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat ditanamkan sedini mungkin. Jika perilaku bertanggung jawab terhadap sampah sudah melekat sejak dini, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan akan terus meningkat.

Salah satu tantangan terbesar adalah membuat program edukatif yang menarik dan tepat sasaran terutama bagi anak-anak usia sekolah. Selain itu, diperlukan SDM yang mampu mengedukasi pelajar dan masyarakat secara atraktif.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggagas buku materi edukasi program “Sampahku, Tanggung Jawabku” (Samtaku).

Program Samtaku ini didukung Danone Indonesia, tim penulis dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), serta Yayasan Lentera Anak. Sebelumnya, lewat dukungan National Geographic Society, draft buku ini telah diujicoba-ajar kepada komunitas pecinta alam dan sekolah di Wakatobi.

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Connie Ang, CEO Danone Indonesia: Menggunakan Bisnis untuk Menyebarkan Kebaikan

Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi, Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi, dan Yayasan Kajian Ufuk Indonesia (KUI) turut mendukung program Samtaku yang dilaksanakan Januari lalu.

Dosen Fakultas Teknik UI Dr. Cindy Rianti Priadi, S.T., M.Sc., memimpin kegiatan ini didampingi National Geographic Explorer.

Wakatobi terpilih sebagai lokasi pilot implementasi program Samtaku karena memiliki taman nasional terbesar ke-3 di Indonesia, yakni Taman Nasional Laut Wakatobi. Tak hanya itu, pesona dan keindahan ekosistem lautnya patut dilestarikan dilindungi.

Kegiatan Samtaku di Wakatobi dibagi menjadi tiga kegiatan utama, yaitu 1) Training of Trainers (ToT) kepada para pemuda Wakatobi, 2) Teaching Factory Improvement di AKKP Wakatobi, dan 3) Learning Session bagi siswa/i SMP.

Training of Trainers (ToT): Pelatihan menarik bagi para fasilitator Samtaku

Kegiatan Training of Trainers (ToT) bertujuan melatih pemuda/i Wakatobi yang akan menjadi trainers dalam kegiatan Learning Session kepada siswa/i SMP.

Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diikuti dua belas pemuda/i terpilih dari lima Taruna/i AKKP Wakatobi, lima anggota kelompok pecinta alam, dan dua Polisi Hutan BTN Wakatobi.

Didampingi oleh tim YLA dan UI, para peserta dibekali tips and trick dan simulasi kegiatan pembelajaran menjadi fasilitator yang baik.

Tak hanya penyampaian materi, pelatihan ToT ini melatih fasilitator memperkenalkan kegiatan pembelajaran kepada siswa/i SMP Wakatobi pada kegiatan Learning Session nanti.

Baca Juga: Wujudkan Positive Water Impact, Danone Aqua Bekerjasama dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Teaching Factory Improvement: Mengenal, membuat, dan merakit teknologi alternatif pengolahan sampah organik dan plastik

Salah satu implementasi buku Samtaku adalah teaching factory improvement mengenai pelatihan dan instalasi unit pengolahan sampah organik dan plastik di AKKP Wakatobi.

Dr. Cindy dan tim dari UI memberikan pembekalan kepada dosen dan taruna/i di AKKP Wakatobi selama dua hari.

Pada hari pertama, peserta belajar mengolah sampah organik dari sumber menggunakan komposter dan teknologi Anaerobic Digester (AD). Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dengan komposter.

Sementara itu, teknologi AD mengolah sampah organik menjadi pupuk cair dan biogas sebagai energi bersih pengganti LPG. Kegiatan ini menghasilkan sepuluh unit komposter dan pemasangan satu unit AD.

Pada hari kedua, peserta mengikuti pelatihan pembuatan ecobrick sebagai alternatif pengolahan sampah plastik. Ecobrick merupakan botol sampah plastik berisi potongan sampah plastik yang dipadatkan.

Para peserta berhasil membuat dua puluh ecobrick yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai, seperti menjadi dekorasi ruangan.

Learning Session: Kegiatan pembelajaran “Sampahku, Tanggung Jawabku” bersama siswa/i SMP Wakatobi

Learning Session merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Samtaku di Wakatobi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan edukasi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Program Samtaku diperkenalkan sebagai solusi bagi permasalahan sampah di Wakatobi dan daerah lainnya di Indonesia.

Learning session dibuka oleh Sekretaris Daerah Wakatobi dihadiri oleh Kepala Dinas OPD, Direktur AKKP, dan Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah 1 Balai Taman Nasional Wakatobi.

Baca Juga: Inisiatif Keberlanjutan Danone-Aqua Raih Dua Kategori BISRA 2022

Kepala sekolah dan guru pendamping dari SMP 3 Wangi-Wangi Selatan, SMP-TQ Muadz bin Jabal, SMP 5 Wangi-Wangi, SMP 1 Wangi-Wangi Selatan, dan SMP 1 Wangi-Wangi juga dihadirkan. Peserta kegiatan ini adalah 125 siswa/i SMP dari lima sekolah berbeda.

Para trainers yang telah mengikuti ToT memandu para siswa/i SMP mengikuti enam permainan mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sesuai buku “Sampahku, Tanggung Jawabku”.

Seluruhan permainan ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan interaktif dan edukatif yang diharapkan mampu menanamkan budaya tanggung jawab terhadap sampah masing-masing.

Berakhirnya acara Learning Session menjadi langkah awal dimulainya program Samtaku di Wakatobi. Melalui peran vital fasilitator lokal, program ini diharapkan dapat terus berjalan dan berkembang.

Tidak hanya di antara para siswa/i SMP dan jenjang pendidikan lainnya, program ini juga bertujuan mengedukasi elemen masyarakat lain di seluruh daerah Wakatobi dan sekitarnya.

Program Samtaku diharapkan sukses berjalan dan mampu mengatasi permasalahan sampah di Wakatobi sehingga bisa menjadi percontohan bagi pulau-pulau, kabupaten dan kota lainnya.

Melalui program Samtaku, masyarakat diharapkan mulai mengenal perilaku bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dengan memprioritaskan pengurangan sampah pada sumbernya.

Baca Juga: Danone-AQUA dan Nazava Salurkan Fasilitas Air Minum Bagi Warga Huntara Lebakgedong Banten

Setelah program Samtaku sukses dilaksanakan di Wakatobi, Danone Indonesia mengadakan webinar bertema “Sampahku, Tanggung Jawabku” di Pulau Jawa. Program Samtaku ini diikuti guru dari 68 SMP dan SMA di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Webinar ini adalah bagian dari rangkaian program integrasi Adiwiyata-Samtaku yang merupakan kerja sama Danone Indonesia dan Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x