Kompas TV regional berita daerah

Kasus Corona Masih Tinggi, Risma Tetap Minta Khofifah Akhiri PSBB Surabaya

Kompas.tv - 7 Juni 2020, 19:13 WIB
kasus-corona-masih-tinggi-risma-tetap-minta-khofifah-akhiri-psbb-surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Sumber: KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)
Penulis : Fadhilah

SURABAYA, KOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan meminta pelonggaran dan penghentian pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim).

PSBB jilid III di Kota Surabaya diketahui akan berakhir pada Senin (8/6/2020). Meski kasus Covid-19 di Surabaya masih tinggi, namun Risma menyebut bahwa ekonomi masyarakat Surabaya harus tetap bergerak. Sehingga masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Usulan penghentian penerapan PSBB itu akan disampaikan Risma kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat rapat evaluasi PSBB Surabaya Raya di Gedung Negara Grahadi malam ini.

"Ini teman-teman lagi membahas hal itu. Mudah-mudahan nanti bisa diterima usulan kita sama Bu Gubernur," kata Risma saat ditemui di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (7/6/2020).

Baca Juga: Hasil Tes Cepat Masih Banyak yang Reaktif, BIN Perpanjang Rapid Tes Massal di Surabaya

Butuh Biaya Hidup

Menurut Risma, usulan ini harus diambil karena banyak masyarakat yang terlalu lama tidak bekerja akibat dari pandemi Covid-19.

Padahal, masyarakat membutuhkan penghasilan membiayai kehidupan sehari-hari.

"Kan kita tidak bisa, kalau mal terus sepi kan pegawainya bisa dipecat. Jadi ini harus kita mulai. Karena sekali lagi saya khawatir sama hotel, restoran. Kan enggak mungkin, membayar orang tapi nganggur, sedangkan mereka tidak punya pendapatan," ujar Risma.

Karena alasan itu, Risma optimistis usulannya diterima Khofifah.

Protokol Kesehatan Ketat

Pemkot Surabaya, kata Risma, sudah menyiapkan protokol kesehatan ketat yang harus dilakukan masyarakat jika PSBB Surabaya tidak diperpanjang.

Protokol itu meliputi proses transaksi skala kecil seperti di warung makan sampai restoran.

"Karena kita belum bebas 100 persen, jadi artinya kita harus lakukan protokol yang ketat, mulai nanti bagaimana di restoran, di warung. Bahkan kita juga atur pembayarannya cara menggunakan uang itu, cara nerimanya bagaimana," kata Risma.

Baca Juga: Kenaikan Jumlah Pasien Sembuh Corona di Surabaya Setiap Harinya

Selain itu, Risma juga meminta bantuan alat rapid test ke pemerintah pusat untuk memeriksa pegawai mal dan restoran di Surabaya.

"Ini saya sudah mohon ke Pak Menteri (Menkes Terawan Agus Putranto), nanti kalau kita ada rapid test, kita prioritaskan itu pegawai minimarket, supermarket, pegawai mall, pegawai toko," kata Risma.

"Mudah-mudahan kami punya alat rapid test-nya. Sehingga, kembali bisa normal dalam ikatan yang disebut Pak Presiden Joko Widodo new normal," sambungnya.

Baca Juga: Optimis! Pasien Sembuh Corona di Surabaya Akan Terus Meningkat

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x