Kompas TV regional berita daerah

Surabaya Mengkhawatirkan, Khofifah Ungkap Ada Satu Keluarga Meninggal Positif Corona

Kompas.tv - 4 Juni 2020, 16:19 WIB
surabaya-mengkhawatirkan-khofifah-ungkap-ada-satu-keluarga-meninggal-positif-corona
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (Sumber: KOMPAS.COM/A. FAIZAL)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa khawatir dengan persebaran virus corona atau Covid-19 di Kota Surabaya.

Menurutnya, penularan sering kali terjadi pada keluarga yang tinggal satu rumah.

Artinya, ketika ada salah satunya yang positif Covid-19, hal ini sangat rentan menularkan ke anggota keluarga lainnya.

Baca Juga: Buruh Pabrik Pulang dari Surabaya Positif Covid-19, Satu Dusun Jalani Rapid Test

"Saya khawatir sekali karena memang ada basis keluarga yang satu keluarga terkonfirmasi positif semua, hal itu terutama terjadi di surabaya," kata Khofifah saat wawancara dengan Kompas TV, Kamis (4/6).

"Bahkan ada keluarga yang akhirnya empat anggota keluarga yang akhirnya tidak tertolong semua," sambungnya.

Hal inilah yang membuat Khofifah memberi perhatian khusus untuk Kota Surabaya.

Termasuk melabeli Surabaya sebagai zona merah gelap pada peta persebaran Covid-19 di Jatim.

"Warna ini untuk menilai yang terkonfirmasi positif lebih banyak, jadi merah gelap atau merah tua, tapi ada kesan itu menghitam," kata Khofifah saat wawancara dengan Kompas TV, Kamis (4/6).

Baca Juga: Disindir Surabaya Zona Hitam, Khofifah Tegaskan Bukan Hitam tapi Merah Tua

Peta sebaran virus corona atau Covid-19 di Jawa Timur. Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir. (Sumber: Screenshot)

Keluarga Rentan Tertular

Sementara terkait penyebab anggota keluarga rentan tertular, menurut Khofifah, hal itu karena tidak semua rumah memiliki ruang maupun kamar yang cukup untuk isolasi mandiri.

Bahkan ada pula warga yang tidurnya berdesakan karena keterbatasan tempat.

Hal inilah yang membuat seseorang rentan menularkan virus ke anggota keluarga lainnya dalam satu rumah.

"Tidak semua warga memiliki rumah yang cukup luas, yang setiap anggota keluarga memiliki kamar sendiri. Saya dari awal memang khawatir ini akan menyebar ke tiap anggota keluarga dalam satu rumah itu, nah di dalamnya termasuk anak-anak," ungkap Khofifah.

Diketahui, Jawa Timur secara konsisten berada pada peringkat 3 besar provinsi dengan tambahan kasus harian terbanyak se-Indonesia.

Hingga Rabu (3/6/2020) sore, kasus Covid-19 di Jatim totalnya mencapai 5.310 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.727 pasien sedang dalam masa perawatan, 1.091 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara 437 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Klaim Sudah All Out Tangani Covid-19, Pemkot Surabaya Pertanyakan Label Zona Hitam

Zona Hitam Surabaya

Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya sebelumnya sempat mempertanyakan dasar dari Pemprov Jatim yang melabeli Kota Surabaya dengan zona hitam untuk kawasan yang terpapar positif corona.

Padahal Pemerintah Kota Surabaya sudah all out dalam penanganan pencegahan penyebaran virus corona di Surabaya. 

“Yang jelas, Pemerintah Kota Surabaya all out terhadap Covid-19 untuk tidak menyebar. Karena kita harus mengetahui sebenarnya, siapa sebenarnya yang benar-benar covid, karena penyakit ini seperti gunung es, keliatan kecil di atas, besar di bawah,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya, Febriaditya Prajatara saat ditemui di kediaman wali kota Surabaya Kamis (4/6/2020) siang.

Jikalau dasar yang digunakan lantaran jumlah kasus yang tinggi, Pemkot Surabaya sudah memprediksi hal tersebut dari jauh-jauh hari. 

Yang kemudian terbukti dari hasil rapid test dan tes swab secara masif yang dilakukan sehingga terpantau banyak yang terkonfirmasi positif. 

Pemkot Surabaya pun dapat dengan segera melakukan langkah-langkah lanjutan dalam penanganan Covid-19 ini.

Baca Juga: Anies Izinkan Kegiatan Beribadah Mulai Besok, Sudah Bisa Jumatan Lagi

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x