Kompas TV regional bali nusa tenggara

Kapolda NTT Sebut 10 Saksi Diperiksa Terkait Bentrok Anggota TNI dan Polri Gara-Gara Futsal

Kompas.tv - 30 April 2023, 13:58 WIB
kapolda-ntt-sebut-10-saksi-diperiksa-terkait-bentrok-anggota-tni-dan-polri-gara-gara-futsal
Kapolda NTT Irjen Pol Johanis Asadoma saat memberikan keterangan dalam konferensi pers akhir tahun Polda NTT di Kupang, Jumat (30/12) (Sumber: ANTARA/Kornelis Kaha)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Fadhilah

KUPANG, KOMPAS.TV - Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Johanis Asadoma mengatakan, telah memeriksa sebanyak 10 orang sebagai saksi terkait bentrok antra TNI dan Polri di Kupang, NTT pada 20 April 2023.

"Proses penyelidikan saat ini masih berjalan dan sudah 10 saksi yang sudah diperiksa oleh tim yang menyelidiki kasus itu," kata Johanis kepada wartawan di Kupang, Minggu (30/4/2023).

Baca Juga: Kronologi TNI dan Polri Bentrok Gara-gara Futsal: Rumah Kapolda NTT Diserang, Mobil Polisi Dibakar

Dia menjelaskan, hal tersebut menanggapi pertanyaan seputar perkembangan penyelidikan yang dilakukan oleh tim investigasi terkait kasus bentrok antara TNI dan Polri.

Adapun tim investigasi gabungan tersebut yakni terdiri atas pihak kepolisian dari Mabes Polri dan pihak TNI dari Mabes TNI serta penyidik Polda NTT.

Menurut Johanis, saat ini tim investigasi tersebut masih terus bekerja dan membutuhkan waktu panjang untuk mengungkap para tersangka yang terlibat.

Dia pun mengatakan, tim investigasi juga belum melaporkan siapa tersangka dalam kasus tersebut karena masih dalam proses penyelidikan.

"Kami berharap masyarakat bersabar karena masih dalam proses. Kalau sudah ada hasil investigasi maka akan kami sampaikan," ujar dia.

Sementara itu, lanjut Johanis, terkait empat korban bentrok antara TNI dan Polri pada 20 April lalu tersebut, salah satunya masih dalam perawatan di RS Titus Uli Kupang.

Baca Juga: Panglima TNI Ungkap Ada Ancaman saat Evakuasi WNI di Sudan, Pasukan Elite Satbravo 90 Dikerahkan

Selain itu, juga panitia penyelenggaraan pertandingan futsal tersebut juga sudah dipanggil untuk diperiksa karena pertandingan tersebut tidak mengantongi izin dari Polresta Kupang Kota.

Sebelumnya, sejumlah anggota TNI dan Polri di Kupang, Nusa Tenggara Timur, bentrok karea dipicu pertandingan futsal.

Bentrokan yang semula terjadi di GOR Oepoi Kota Kupang meluas hingga mengakibakan rumah dinas Kapolda NTT Irjen Johanis Asadoma diserang oleh orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (20/4/2023) tengah malam.

Selain menyerang dan merusak rumah dinas Kapolda NTT, pelaku penyerangan juga membakar satu unit mobil dinas patroli milik Satuan Lalu Lintas dan satu unit sepeda motor.

Tak hanya itu, pelaku penyerangan juga menghancurkan Pos Pengamatan Idul Fitri dan dua Pos Polisi yang berada di Kanaan dan Lai Lai Besi Kopan.

Dilansir dari Tribunnews, pemicu bentrokan tersebut terjadi berawal ketika salah satu tim yang bertanding mencetak gol ke gawang lawan.

Baca Juga: Mayjen TNI Deddy Suryadi: 100 Hari Kerja, Saya akan Buat Prajurit Kopassus Jadi Hebat dan Terlatih

Lalu, tampak seorang pria berbaju hitam di tribun bagian barat lompat kegirangan hingga masuk ke dalam lapangan, melewati pagar pembatas.

Setelah merayakan gol tersebut, pria baju hitam bercelana putih itu hendak kembali ke tribun dengan memanjat pagar.

Saat hendak naik ke atas tribun, seorang anggota Polisi Militer datang. Anggota Polisi Militer lain dan pemain juga ikut datang ke arah tribun barat, atau persis di tempat kejadian.

Cekcok pun terjadi. Belakangan, adu jotos antar penonton dan sejumlah Polisi Militer tak dapat dihindari. Kedua belah pihak saling tunjuk.

Selanjutnya, dari rekaman video yang tersebar, memperlihatkan seorang pria berbaju dan celana hitam, tiba-tiba muncul dari arah belakang dan langsung memukul anggota Polisi Militer.

Tak terima rekannya dihajar, anggota Polisi Militer yang lain datang dan mendorong pria itu. Sejumlah pemain berusaha untuk melerai keributan itu.

Baca Juga: KKB Disebut Ajak Pelajar Serang TNI dan Polri di Papua, Kapendam: Warga Mulai Melakukan Perlawanan




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x