Kompas TV regional budaya

Pasar Lawas 2022, Menikmati Kuliner Jadul di Kawasan Makam Raja-Raja Mataram Kotagede

Kompas.tv - 27 Agustus 2022, 06:35 WIB
pasar-lawas-2022-menikmati-kuliner-jadul-di-kawasan-makam-raja-raja-mataram-kotagede
Pedagang mainan tradisional di Pasar Lawas Mataram Kotagede 2022. Event ini buka mulai Jumat (26/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022) di area Makam Raja-Raja Mataram, Kotagede, Yogyakarta. (Sumber: Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV -  Pasar Lawas Mataram Kotagede 2022 mulai buka sejak Jumat (26/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022) di area Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Yogyakarta.

Puluhan lapak pedagang kuliner tradisional hingga penjual mainan anak berbahan dasar bambu dan kayu ada di tempat itu, tepatnya di halaman Masjid Mataram Kotagede

Sore itu, Minggu (26/8/2022), seorang bocah perempuan terlihat merajuk di depan penjual mainan anak-anak.

Sepertinya ia sedang mencoba merayu sang ayah untuk membelikannya mainan. Jemari mungilnya memegang mainan semacam suling kecil, yang jika ditiup berbunyi seperti suara burung.

Setelah berbicara dengan si anak dan penjual mainan, sang ayah tampak mengalah. Ia lalu membelikan mainan itu untuk anaknya.

Lapak pedagang mainan anak itu menjadi salah satu lapak yang cukup banyak didatangi oleh pengunjung, yang sebagian besar adalah anak-anak dan orang tua mereka.

Mereka memilih sendiri mainan tradisional yang memang sudah cukup sulit didapatkan di toko mainan, mulai dari yoyo berbahan kayu hingga gasing dari bambu.

Pedagang batu akik di Pasar Lawas Mataram Kotagede 2022 menjual dagangannya dengan harga rata-rata Rp50 ribu. (Sumber: Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Suara gasing yang mendengung saat berputar, seperti tidak ingin kalah dengan musik yang mengalun dari sudut lain halaman masjid, tepat di gerbang masuk area kompleks Makam Raja-Raja Mataram.

Selain lapak ibu penjual mainan, nyaris seluruh lapak kuliner di tempat itu pun penuh oleh pengunjung.

Mulai dari lapak pedagang es gosrok, sate kere, gulai, hingga makanan tradisional khas Kotagede yang dinamakan kipo.

Hanya lapak pedagang batu akik yang terlihat jarang didatangi oleh pengunjung. Meski demikian, penjualnya sabar menunggu di samping batu-batu jualannya.

Matahari sore itu menerpa kulit sebagian pengunjung, menambah besar butiran keringat yang mulai muncul di kening sebagian dari mereka.

“Biasanya setiap tahun saya datang ke Pasar Lawas. Dulu kan digelar tiap tahun, tapi waktu pandemi kemarin, ini nggak ada,” kata Retno, wanita berhijab yang sedang menikmati kipo.

Bernostalgia dengan Masa Kecil

Retno mengaku cukup merindukan event Pasar Lawas ini, sebab, di sini dia bisa bernostalgia dengan jajanan masa kecilnya.

Ada beberapa jenis kuliner yang menurutnya sudah cukup sulit untuk diperoleh di pasaran, kecuali di tempat-tempat tertentu yang memang menyediakan jajanan tradisional.

Meski demikian, jajanan jenis kipo yang disantapnya, tidak terlalu sulit diperoleh, karena di Pasar Kotagede ada beberapa pedagang yang menjualnya.

Jajanan lain yang menjadi favoritnya adalah es gosrok. Es gosrok adalah es batu atau es balok yang diparut atau diserut, kemudian dikucuri sirup.

Retno mengaku dirinya tidak tinggal di kawasan Kotagede, ia datang bersama beberapa teman masa kecilnya untuk menikmati beragam kuliner.

Ia sengaja datang sebelum senja tiba, sebab, ia khawatir jika datang terlalu malam atau setelah magrib, pengunjung Pasar Lawas akan semakin banyak.

“Biasane nek udah magrib malah tambah banyak pengunjungnya, apalagi malam ini kan baru pembukaan, pasti mbludag,” ucapnya.

Tidak jauh berbeda dengan Retno, seorang rekannya yang mengaku bernama Mia, mengatakan tujuannya mengunjungi Pasar Lawas Mataram untuk mencari jajanan lawas.

Tapi, itu bukan satu-satunya tujuan. Mia juga memanfaatkan event ini untuk menyegarkan pikiran dan melepas penat akibat rutinitas.

“Jajan sih iya, tapi yang penting sebenernya buat refreshing. Apalagi kan bisa ngumpul bareng teman-teman,” kata dia.

Kipo, salah satu jajanan tradisional khas Kotagede, Yogyakarta, yang dijual di Pasar Lawas Mataram 2022. (Sumber: Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Bayangan orang-orang mulai terlihat semakin memanjang ke timur saat Retno bersama tiga rekannya beranjak untuk berburu kuliner lain di tempat itu sebelum magrib tiba.

Memperingati 10 Tahun UU Keistimewaan

Pasar Lawas Mataram Kotagede merupakan kegiatan rutin tahunan, namun tahun ini event tersebut bukan sekadar sebagai kegiatan rutin, melainkan juga memperingati 10 tahun Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta.

Gono Santoso, Lurah Jagalan, Kapanewon (Kecamatan) Banguntapan, Kabupaten Bantul, menjelaskan hal itu kepada Kompas TV.

“Ini setiap tahun kita laksanakan Pasar Lawas. Cuma kalau sekarang ini, dalam rangka mangayubagyo dasawarsa atau sepuluh tahun Undang-Undang Keistimewaan,” tuturnya.

Menurutnya, di lokasi itu terdapat sekitar 45 tenant atau lapak, yang seluruhnya menjual kuliner tradisional atau barang-barang jadul.

Dari sekitar 45 lapak tersebut, lanjut Gono, masing-masing menjual kuliner atau barang yang berbeda, sehingga pengunjung mempunyai banyak pilihan.


“Di sini ada sekitar 45 tenant, yang berbeda satu sama lain, mulai dari kuliner hingga mainan tradisional anak.”

Kegiatan Pasar Lawas Mataram itu juga memberdayakan warga Kelurahan Jagalan, tempat event tersebut digelar.

Kata Gono, seluruh pedagang yang berpartisipasi merupakan warga dari kelurahan tersebut.

“Dari awal itu kita konsepnya menjual makanan atau barang-barang yang betul-betul makanan zaman dahulu.”

Seorang anak bermain gasing dari bambu yang dibelinya di Pasar Lawas Mataram Kotagede, Jumat (26/8/2022). (Sumber: Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Njenengan tidak akan ketemu sosis dan sebagainya, karena memang diwajibkan makanan-makanan lama atau tradisional,” ia menegaskan.

Ia merinci sejumlah penganan tradisional yang dijual di tempat itu seperti kipo, ledre, sate kere dan sebagainya.

“Kuliner-kuliner itu kita coba angkat kembali.”

“Ini mestinya sudah lima tahun, tapi karena ada pandemi Covid dua tahun itu, jadi off dua tahun, ini yang ketiga kalinya, harusnya kelima,” jelasnya.

Meski jumlah pengunjung terlihat cukup banyak, Gono mengatakan pada saat pembukaan kegiatan tersebut, pengunjung yang memasuki area itu akan diarahkan untuk mencuci tangan dan menerapkan protokol kesehatan.

Namun, ia tak menampik bahwa saat ini pembatasan-pembatasan kegiatan sudah mulai dilonggarkan.

“Sebetulnya sekarang memang sudah agak longgar, tapi alhamdulillah juga. Karena kemarin kita prediksi bahwa acara ini akan banyak pengunjung, karena dua tahun tidak digelar.”

Sebelum pandemi Covid-19, lanjut dia, kegiatan Pasar Lawas Mataram dikunjungi hingga ribuan orang setiap harinya.

“Lokasinya memang selalu di sini, ini salah satu kompleks makam pendiri (Kerajaan) Mataram.”

“Alhamdulilah di kalurahan Jagalan ini, yang masuk dalam Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, ditinggali dengan bangunan-bangunan heritage, kemudian sejarah yang sangat luar biasa,” tuturnya.

Selain pasar kuliner tradisional, dalam kegiatan ini juga akan ditampilkan sejumlah pertunjukan seni, mulai dari musik keroncong, salawat Mataram, hingga tarian kolosal.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x