Kompas TV regional peristiwa

Ombudsman Jadwalkan Pemanggilan 4 Guru SMA di Bantul Terkait Dugaan Pemaksaan Penggunaan Jilbab

Kompas.tv - 2 Agustus 2022, 17:13 WIB
ombudsman-jadwalkan-pemanggilan-4-guru-sma-di-bantul-terkait-dugaan-pemaksaan-penggunaan-jilbab
Ilustrasi siswi mengenakan jilbab di sekolah. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

"Permendikbud itu kan opsional ya, dapat menggunakan atau tidak menggunakan sehingga siswa sebenarnya diberi pilihan. Sebaliknya kalau ada yang memilih menggunakan ya juga tidak boleh dilarang," ujar Budhi.

Kepsek akui tidak ada pemaksaan penggunaan jilbab

Melansir Tribun Jogja, Agung Istianto, kepala SMA Negeri 1 Banguntapan, Bantul Yogyakarta mengatakan tidak ada pemaksaan penggunaan Jilbab kepada siswi.

Menurut Agung, yang terjadi di sekolahnya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) dan dua guru lainnya memberikan tutorial pemakaian jilbab.

"Pada intinya sekolah kami tidak seperti yang ada di pemberitaan. Jadi sekolah kami tidak mewajibkan yang namanya jilbab, tuduhannya salah. (Sekolah) negeri kan tidak boleh mewajibkan jilbab," kata Agung usai memenuhi undangan pemanggilan di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Senin (1/8/2022).

Agung mengklaim apa yang dilakukan guru BK terhadap korban dugaan pemaksaan sebatas memberikan bimbingan atau tutorial terkait pemakaian jilbab. Sebab, siswi tersebut mengaku belum pernah memakainya.

Dia menyebut sudah ada komunikasi antara siswa dan guru sebelum dilakukan tutorial pemakaian jilbab dan siswi tersebut diklaim sudah mengiyakan.

Agung tak menampik bahwa tutorial itu digelar dengan harapan siswi tersebut dapat mengenakan jilbab ke depannya.

Namun pihaknya juga tak akan memaksa bila yang bersangkutan memang tak ingin mengenakan jilbab.

"Pendidikan di sekolah kan begitu, sedikit demi sedikit. Kalau siswanya tidak mau pun sekolah tidak mempermasalahkan," jelas dia.

Ucapan kepsek dinilai bohong

Pendamping siswi yang juga Ketua Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan (Sarang Lidi) DIY, Yuliani Putri Sunardi mengatakan bahwa ucapan Agung adalah bohong.

“Jawabannya bohong itu. Di ruang BK ada CCTV lho, baru diminta ORI dan dinas,” kata Yuliani kepada Tribunjogja.com, Senin (1/8/2022).

Yuliani mengatakan, sejak awal, Agung memang tidak pernah mengaku terkait tuduhan pemaksaan penggunaan jilbab untuk siswa putri.

Akan tetapi, dari fakta yang terkumpul oleh timnya, bagaimana tidak ada pemaksaan jika nyatanya semua Jilbab yang digunakan siswa memiliki logo SMAN 1 Banguntapan.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Sayangkan 'Bersedia Lepas Jilbab' Ditanyakan dalam Tes Wawasan Kebangsaan KPK




Sumber : Kompas TV/Antara/TribunJogja


BERITA LAINNYA



Close Ads x