Kompas TV regional sosial

Mahasiswa UGM Bikin Alat Deteksi Kerumunan, Begini Cara Kerjanya

Kamis, 5 Agustus 2021 | 16:52 WIB
mahasiswa-ugm-bikin-alat-deteksi-kerumunan-begini-cara-kerjanya
Syncrom atau kepanjangan dari System of Detection and Crowd Mapping ini dikembangkan Zulfa Andriansyah, mahasiswa Fakultas Geografi UGM bersama dengan keempat rekannya, M. Ihsanur Adib, mahasiswa Kartografi dan Penginderaan Jauh, Wahyu Afrizal Bahrul Alam, mahasiswa Teknologi Informasi, Malik Al-Aminullah Samansya, mahasiswa Teknik Nuklir, dan Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam, mahasiswa Teknik Industri di bawah bimbingan Taufik Hery Purwanto. (Sumber: istimewa)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Purwanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sekelompok mahasiswa UGM mengembangkan alat deteksi kerumunan untuk mencegah penularan Covid-19. Alat bernama Syncrom ini bisa mendeteksi lokasi kerumunan dan menampilkan informasi waktu dan tempat kerumunan secara near real time atau mendekati real time.

Syncrom atau kepanjangan dari System of Detection and Crowd Mapping ini dikembangkan Zulfa Andriansyah, mahasiswa Fakultas Geografi UGM bersama dengan keempat rekannya, M. Ihsanur Adib, mahasiswa Kartografi dan Penginderaan Jauh, Wahyu Afrizal Bahrul Alam, mahasiswa Teknologi Informasi, Malik Al-Aminullah Samansya, mahasiswa Teknik Nuklir, dan Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam, mahasiswa Teknik Industri di bawah bimbingan Taufik Hery Purwanto.

Syncrom dibuat berbasis berbasis Deep Learning dan WebGIS. 

"Sistem pemantauan bisa dilakukan secara terus menerus selama 24 jam dan bisa diperbarui setiap 30 detik," ujar Zulfa, Kamis (5/8/2021).

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kritik Pengelolaan Sampah TPA Piyungan lewat Video Rap: Tak Mungkin Unjuk Rasa

 Syncrom bisa mendeteksi kerumunan melalui input data visual yang diproleh melalui CCTV lewat webcam yang terhubung dengan komputer lokal. Perangkat sebelumnya telah
diprogram dengan deep learning untuk mendeteksi keberadaan manusia dan memprediksi kerumunan di suatu lokasi diteruskan ke sistem untuk dianalisis. 

Setelah itu, hasil data dikirimkan ke WebGIS dalam bentuk informasi terkait lokasi, waktu, dan jumlah kejadian kerumunan yang berada di satu lokasi terpantau CCTV.
Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur peringatan dini adanya kerumunan. Peringatan adanya kerumunan di lokasi terdeteksi akan disampaikan melalui pengeras suara
secara otomatis.

“Jika data yang muncul menunjukkan adanya kerumunan maka voice alert akan berbunyi untuk memberikan peringatan,” jelasnya. 

Mereka juga berencana menambahkan fitur berupa text alert untuk mempermudah petugas dalam pemantauan. Misal, ketika petugas sedang tidak berada di ruang kontrol tetap dapat menerima informasi melalui SMS atau Telegram apabila terjadi kerumunan. 

Menurut Zulfa, saat ini belum ada produk yang mengintegrasikan deteksi kerumunan dengan pemetaan yang juga disertai dengan adanya peringatan dini. Biasanya deteksi
kerumunan dengan memakai sensor proximity menggunakan perangkat pengguna seperti smart phone.

Baca Juga: Jadi Korban Kericuhan Aksi Jogja Memanggil, Begini Pengakuan Mahasiswa UGM

 



Sumber : Kompas TV

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.


BERITA LAINNYA


Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.