Kompas TV regional sosial

Mahasiswa UGM Kritik Pengelolaan Sampah TPA Piyungan lewat Video Rap: Tak Mungkin Unjuk Rasa

Kompas.tv - 25 Maret 2021, 12:15 WIB
mahasiswa-ugm-kritik-pengelolaan-sampah-tpa-piyungan-lewat-video-rap-tak-mungkin-unjuk-rasa
Tangkapan layar video sejumlah mahasiswa BEM KM UGM yang berisi kritikan terhadap pengelolaan sampah di TPA Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta. (Sumber: Akun Twitter @bemkm_ugm)
Penulis : Gading Persada | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Menyampaikan kritikan tak melulu lewat aksi unjuk rasa. Terlebih saat pandemi Covid-19 yang membatasi semua hal berkaitan dengan kerumuman massa di tempat umum.

Namun, kiranya aksi yang dilakukan sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dalam menyampaikan kritik sosial bisa ditiru.

Bagaimana tidak, tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) UGM, kritikan khususnya terhadap pengelolaan sampah di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta disampaikan  melalui sebuah video rap.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga di Kubu Raya Olah Sampah jadi Kompos dan Kerajinan

Bertajuk Negeri Istimewa, video berdurasi 2 menit 55 detik itu diunggah pertama kali oleh akun Twitter @bemkm_ugm, 21 Maret 2021. Dari pantauan Kompas.TV, hingga Kamis (25/3/2021), cuitan itu sudah di-retweet 336 kali dan ditonton sebanyak 25 ribu kali.

Sementara itu, Presiden Mahasiswa UGM Muhammad Farhan mengatakan, video tersebut dibuat karena selama pandemi Covid-19 tidak memungkinkan kritik disampaikan dengan unjuk rasa.

"Selain itu kami juga menyoroti kondisi masyarakat di Piyungan yang kurang mendapatkan perhatian. Kami memilih rap untuk merepresentasikan keresahan kami dan juga masyarakat Piyungan," kata Farhan, Rabu (24/3/2021).

Menurutnya, video itu sebagai upaya mereka mengembalikan citra mahasiswa. Mengingat, dalam satu tahun terakhir unjuk rasa mahasiswa dinilai meresahkan masyarakat lantaran berakhir ricuh.

Baca Juga: Pakar UGM Bongkar 6 Hoaks Seputar Covid-19

"Oleh karena itu kami gabungkan budaya Jawa dan isu lingkungan melalui video. Mengingat Kota Jogja memiliki seniman rap seperti Jogja Hiphop Foundation (JHF). Sehingga kami berupaya membangkitkan lagi empati masyarakat," ungkap dia seperti dikutip dari Kompas.com.

Selain menyampaikan keresahan melalui video musik pihaknya juga menyampaikan pandangannya secara langsung dengan melakukan audiensi dengan Pemerintah DIY soal masalah pengelolaan sampah.

Pihaknya juga memberikan ide seperti pengolahan sampah plastik yang hingga sekarang belum bisa diselesaikan dengan baik.

"(Dalam pertemuan) kita dapat beberapa catatan untuk terus dikawal," ujarnya.

Baca Juga: Alasan Orang Ghosting, Psikolog UGM: 'Lebih Mudah Menghilang ketimbang Menghadapi Langsung...'

Terpisah, Kabiro Pengembangan Infrasrtuktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Setda DIY, Bambang Widyo Satmo menyampaikan, telah menerima audiensi mahasiswa UGM dengan baik, terkait kritik pengelolaan sampah.

Dalam pertemuan ini pihaknya juga menyampaikan program Pemerintah DIY dalam pengelolaan sampah TPA.

Termasuk rencana pemerintah DIY menambah lahan di TPA Piyungan seluas 1.9 hektar.

"Kami memaparkan program-program di TPA Piyungan, apa yang sudah dilaksanakan dan apa yang akan dilakukan, termasuk kolaborasi dengan banyak pihak," pungkas Widyo.

Baca Juga: Tak Ada Larangan Mudik, Ini Kata Epidemiolog UGM Yogyakarta



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x