Kompas TV regional viral

Viral Harga Pecel Lele Mahal di Malioboro, Wawali Yogya akan Tutup Permanen Warung Pedagangnya

Kompas.tv - 26 Mei 2021, 22:15 WIB
viral-harga-pecel-lele-mahal-di-malioboro-wawali-yogya-akan-tutup-permanen-warung-pedagangnya
Kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Fadhilah

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Wali Kota (Wawali) Yogyakarta Heroe Poerwadi ikut menanggapi sebuah video yang beredar luas di berbagai media sosial berisi curhatan seorang wisatawan soal harga mahal pecel lele di Malioboro, Yogyakarta.

Video yang viral itu dibuat oleh akun TikTok @aulroket.

Pengguna media sosial itu menceritakan bahwa ia membeli pecel lele seharga Rp 20 ribu, belum termasuk nasi dan lalapan.

Perempuan itu bercerita, ia harus membayar nasi seharga Rp 7 ribu dan lalapan Rp 10 ribu.

Baca Juga: Mau Masuk Malioboro, Wisatawan Wajib Cek Kesehatan!

Viewers gue orang Jogja, coba kasih tau kenapa makan di daerah sini harganya semua gak sesuai?” tanya perempuan itu.

Wawali Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya sedang menelusuri pedagang dimaksud yang menjual dagangan lebih mahal.

“Ya, kami sedang telusuri dan mencari pedagangnya siapa? Tolong yang tahu di mana membeli dan kapan terjadi bisa diinfokan ke Pemkot Yogyakarta,” kata Heroe dalam keterangan resmi yang diterima Kompas TV, Rabu (26/5/2021).

Heroe juga menyebut, Pemkot Yogyakarta akan menindak tegas pedagang tersebut, bila benar berbuat curang.

“Jika itu benar, makanya sanksinya jelas dan tegas, yaitu ditutup selamanya,” ujar Heroe.

Menurut Heroe, ini adalah kebijakan awal Pemkot Yogyakarta. Hal ini pun telah disepakati seluruh pedagang hingga petugas parkir di kawasan wisata Malioboro.

“Sudah kebijakan sejak awal, siapapun yang menarik harga tidak sesuai ketentuan dan tidak normal harganya, maka sanksinya jelas. Saat itu juga ditutup dan tidak boleh jualan selamanya di Malioboro,” beber Heroe.

“Itu sudah menjadi kesepakatan seluruh pedagang dan komunitas di Malioboro. Dan semua komunitas dan pedagang harus menertibkan anggotanya,” imbuhnya.

Baca Juga: Setahun Pandemi Covid-19, 53 Hotel dan Restoran di Yogyakarta Pilih Tutup Permanen

Kasus harga dagangan mahal oleh pedagang Malioboro tertentu, kata Heroe, kerap merusak nama baik kawasan wisata itu.

Meski begitu, Heroe mengaku yakin para pedagang di Malioboro tidak berjualan dengan harga tinggi.

Sebabnya, usai lebaran Idul Fitri, para pedagang Malioboro telah mencantumkan harga yang wajar, sesuai sidak UPT Cagar Budaya Kota Yogyakarta.

“Kami belum menemukan (pedagang yang mematok harga mahal) itu di sepanjang Jalan Malioboro. Saya yakin para pedagang dan komunitas Malioboro tidak akan melakukan tindakan yang mencoreng Malioboro,” beber Heroe.

Pihak Pemkot Yogyakarta lewat tim Jogoboro dan Satpol PP juga telah menelusuri hal itu. Kata Heroe, hasilnya nihil.

“Saat ini kami masih mencari jika kemungkinan terjadi di sirip-sirip Jalan Malioboro. Jika ketemu akan beri sanksi tegas, tidak boleh berdagang di Kawasan Malioboro,” tuturnya.

Ia mengaku, secara pribadi telah bertemu dengan para pedagang Malioboro.

Baca Juga: Ganti Rugi Tanah Masyarakat Terdampak Proyek Tol Yogyakarta-Solo Masih Terus Berlanjut

“Saya sendiri sebelumnya sudah bertemu dengan para pedagang dan pimpinan komunitas Malioboro, untuk deklarasi bahwa kita harus menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang nyaman bagi para wisatawan. Menyajikan dan menjual harga yang wajar dan tidak nuthuk (menaikkan harga),” ujar Heroe.

Tak cuma itu, pihaknya sudah mengimbau pedagang agar mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

“Semua pedagang dan pelaku usaha dan wisata di Malioboro harus bermasker, siapkan cuci tangan, jaga jarak dan hindarkan kerumunan. Apalagi di Malioboro semuanya sudah selesai menjalani vaksinasi dosis kedua,” kata Heroe.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x