Kompas TV regional sosial

Hasil Survei PIKA UGM: Mahasiswa Lebih Pilih Kuliah Campuran Daring dan Luring

Kompas.tv - 20 April 2021, 17:10 WIB
hasil-survei-pika-ugm-mahasiswa-lebih-pilih-kuliah-campuran-daring-dan-luring
Ilustrasi: Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (Sumber: KOMPAS.COM)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Deni Muliya

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM merilis hasil survei kondisi kegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19.

Tujuan survei PIKA UGM ini untuk melihat proses dan hambatan pelaksanaan kuliah daring (dalam jaringan) dari perspektif mahasiswa.

Survei yang dilakukan dari 19 Maret sampai 12 April 2021 itu menyasar 10.800 mahasiswa di semua fakultas dan sekolah vokasi di UGM.

Responden paling banyak berasal dari Fakultas Teknik dan Vokasi dengan masing-masing jumlahnya 1.535 (14 persen) dan 1.248 (11 persen).

Total responden yang berasal dari program sarjana sebanyak 66 persen, magister 19 persen, sarjana terapan 12 persen, dan doktor, profesi, serta spesiaslis tiga persen.

Mayoritas responden atau sebanyak 54,2 persen menginginkan kegiatan belajar mengajar atau kuliah dilakukan blended atau campuran daring dan luring (luar jaringan).

Kuliah blended dianggap paling nyaman untuk mendukung pencapaian kompetensi dan keterampilan ketimbang kuliah daring saja atau luring saja.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kritik Pengelolaan Sampah TPA Piyungan lewat Video Rap: Tak Mungkin Unjuk Rasa

Sementara, 34,2 persen mahasiswa UGM memilih kegiatan belajar mengajar atau kuliah dilakukan secara daring dan 11,6 persen saja yang memilih kuliah luring.

Dari survei juga diketahui, selama proses kegiatan belajar mengajar daring yang dilakukan sejak Maret 2020, kondisi infrastuktur kegiatan belajar mengajar daring yang dimiliki mahasiswa sudah lebih dari cukup.

Sebanyak 67 persen responden mengatakan bahwa kondisi perangkat mereka baik dan sangat baik.

Sedangkan 53 persen responden mengatakan kualitas internet juga sudah lebih dari cukup.

Hanya saja, kekurangan terdapat pada kondisi suasana belajar.

Sementara, 46 persen responden mengaku mendapatkan suasana belajar yang baik dan sangat baik. 

Dalam proses pembelajaran daring, sejauh ini mayoritas responden mengaku masih nyaman terhadap kualitas materi perkuliahan, dukungan sumber belajar eksternal, serta proses penyampaian materi dari dosen.

Kelemahan proses kuliah daring selama ini terletak pada aspek kualitas interaksi, kemudahan dalam pencapaian keterampilan, kualitas penugasan, dan kemudahan dalam memahami materi.

Terbukti, aspek kemudahan untuk memahami materi medapatkan nilai paling rendah, yakni hanya 3,12 dalam skala linkert 1-5, dengan angka 5 mengacu kondisi sangat baik.

Terkait durasi belajar mengajar daring, 58,1 persen responden merasa nyaman jika dilakukan selama 30 sampai 60 menit.

Lalu hanya 28,9 persen responden yang merasa nyaman ketika proses kuliah daring berlangsung selama 60 sampai 90 menit.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, Djagal Wiseso Marseno mengatakan, keputusan untuk melaksanakan kuliah tatap muka masih harus menunggu pertimbangan lainnya, seperti situasi dan kondisi Covid-19 secara nasional pasca lebaran nanti serta pertimbangan kepada kebijakan Pemda DIY dan pusat.

Baca Juga: Pelaksanaan UTBK, UGM Sediakan GeNose Bagi Peserta yang Tak Bawa Hasil Covid-19

Ia menjelaskan, jika pasca lebaran tidak terjadi puncak Covid-19 maka kegiatan belajar mengajar semester I TA 2021/2022 kemungkinan besar akan dilakukan secara campuran atau blended.

“Kami sudah menyiapkan dua skema yang mempertimbangkan jenis keilmuan masing-masing,” ujarnya, Selasa (20/4/2021).

Skema pertama, pembagian daring di awal semester dan pada paruh kedua secara luring.

Skema kedua, pada awal semester ganjil UGM, kegiatan belajar mengajar atau kuliah dilakukan dengan separuh mahasiswa secara luring dan separuh lainnya daring yang dilakukan secara bergantian.  




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x