Kompas TV olahraga sepak bola

LPSK Ungkap Fakta 16.26, Video Kunci Detik-detik Aremania Ditembaki Gas Air Mata di Kanjuruhan

Kompas.tv - 13 Oktober 2022, 13:02 WIB
lpsk-ungkap-fakta-16-26-video-kunci-detik-detik-aremania-ditembaki-gas-air-mata-di-kanjuruhan
Edwin Partogi, Wakil Ketua LPSK beberakan fakta-fakta Tragedi Kanjuruhan lewat video yang disebut video kunci 16.26 (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dalam paparannya tentang Tragedi Kanjuruhan menunjukkan sebuah video yang disebut Fakta 16.26. 

Edwin Partogi, Wakil Ketua LPSK, menjelaskan bahwa video kunci ini disebut sebagai fakta 16.26 yang terjadi beberapa saat usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya usai Sabtu (1/10/2022). 

"Video ini diambil sisi VIP  paling baik penangkapan sudutnya. Lebih tergambar di stadio Kanjuruhan," papar Edwin Partogi dalam konferensi pers hari ini, Kamis (13/10/2022) diikuti dari Youtube Info LPSK.

"Kami sampaikan fakta ini, fakta 16.126. Hal itu menyangkut durasi video. Waktu itu, 16.26,   adalah waktu terjadi hal-hal yang cukup membuat kita miris," paparnya. 

"Kemudian berdampak tewasnya ratusan korban dan banyak lagi yang luka dan sebagiannya masih dirawat," imbuhnya. 

Baca Juga: LPSK Sebut Ada 20 Aremania Minta Perlindungan Tragedi Kanjuruhan, Termasuk 3 Pelajar

Gambaran Fakta 16.26

Edwin lantas menjelaskan, dengan posisi  berada di tengah-tengah diambil dari VIP, fakta 16.26 ini  bisa melihat dengan jelas detik-detik tragedi Kanjuruhan dengan sangat gamblang. 

Lantas ia menjelaskan dari video itu, setelah Aremania turun ke lapangan, steward atau penjaga yang disebut berwarna kuning, bergerak untuk berusaha menghalangi agar tidak ke lapangan.

Mereka juga tidak berada di pos penjagaaan yang seharusnya dan mulai tersebar. 

"Di awal-awal kita lihat, jumlah penonton kecil, hanya 4-5 penonton saja. Sampai pembawa bendera (aremania) keliling lapangan juga masih kecil," imbuhnyaa 

Lalu, muncul tembakan gas air mata pertama dari polisi itu pukul 22.98 WIB. Lalu ada tembakan gas air mata lagi, para penonton pun yang di lapangan pun mundur. 

Setelah itu, muncul lagi tembakan beberapa kali, termasuk di tribun muncul ledakan-ledakan. Edwin juga menjelaskan, sejumlah Aremania juga berusaha menenangkan situasi dalam kondisi tembakan gas air mata tersebut. 

"Beberapa dari massa ada yang berupaya menenangkan," jelasnya. 

Warna putih membumbung tinggi, diduga dari polisi yang tembakan gas air mata ke Tribun Selatan (Sumber: LPSK)

Di video itu juga terlihat jelas, kata Edwin, ada tembakan jarak jauh yang diarahkan ke Tribun Aremania.

"Antara tribun bisa dua atau tiga," ungkapnya. 

Lalu video bergerak ke arah tribun selatan, dan polisi juga memukul mundur Aremania. Terlihat juga adanya asap dan ledakan beberapa kali. 

"Itu gambar sebagai fakta, kami sebut sebagai fakta 16.26 karena berlangsung dalam waktu 16 menit 26 detik itu," jelasnya. 

Baca Juga: Ketika Sepatu Aremania Jadi Senjata Melawan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Sebelumnya seperti diberitakan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperbaharui data terkini per Selasa (11/10/2022) jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur sebanyak 132 orang, bertambah 1 dari data sebelumnya 131 orang.

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan data tersebut telah divalidasi per tanggal 11 Oktober 2022 pukul 17.00 WIB.

"Resume perubahan data korban meninggal dunia bertambah satu, jumlah total 132 orang," kata Dedi.

Ia menyebutkan, korban meninggal dunia bertambah satu orang atas nama Helen Prisella usia 21 tahun.

Sedangkan data jumlah korban luka-luka masih tetap, yakni 607 orang, terdiri atas 532 orang luka ringan, 49 orang luka sedang, dan 26 orang luka berat.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x