Kompas TV olahraga kompas sport

Piala Dunia 2022: Mengingat Kisah Korea Utara Bungkam Italia di Inggris

Kompas.tv - 23 Agustus 2022, 17:30 WIB
piala-dunia-2022-mengingat-kisah-korea-utara-bungkam-italia-di-inggris
Pak Doo Ik (dua dari kanan) mencetak gol ke gawang Italia yang dijaga Enrico Albertosi dalam laga terakhir Grup 4 Piala Dunia 1966 yang berlangsung di Stadion Ayresome, Middlesbrough, Inggris. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Edy A. Putra

Isu tentang penolakan Korea Utara makin pudar seiring Piala Dunia 1966 berjalan. Tetapi, Chollima kalah telak 0-3 dari Uni Soviet dalam laga perdananya.


Baca Juga: Inilah Penampakan Logo Resmi Piala Dunia U20 2023 Indonesia yang Telah Dirilis FIFA

Kendati demikian, hal berbeda terjadi pada laga kedua. 

Melawan Chile di Ayresome Park dan disaksikan 13 ribu penonton, Korea Utara sempat tertinggal lebih dulu lewat penalti Marcos pada menit ke-26.

Tetapi, dua menit jelang laga rampung, Pak Seung-zin mampu menyamakan kedudukan dan memaksa laga berakhir imbang. 

Hasil imbang tersebut membuka kemungkinan Korea Utara lolos ke babak perempat final. Syaratnya, mereka harus mengalahkan Italia di laga terakhir Grup 4. 

Saat itu, Italia sudah memiliki 2 poin hasil kemenangan 2-0 atas Chile pada laga pembuka. Tetapi, Gli Azzurri yang diperkuat Sandro Mazzola, Gianni Riverta, hingga Giacinto Facchetti, kalah 0-1 dari Uni Soviet-nya Lev Yashin. 

Tibalah pada partai pamungkas yang digelar di Ayresome Park, 19 Juli 1966 pukul 19.30. 

Gli Azzurri mengawali laga dengan percaya diri dan dominan. Tetapi, kiper Lee Chang Myung sempat tiga kali membuat penyelamatan spektakuler. 

"Di belakangku ada gawang kecil. Tetapi, di belakang gawang tersebut ada negara kami dan jika saya kemasukan gol, reputasi Korea Utara akan runtuh. Saya melindungi gawang ini dengan hidup saya," kata Chang Myung dalam film dokumenter The Game of Their Lives besutan Daniel Gordon.

Petaka mendatangi Italia. Pelatih Fabbri Edmondo mungkin akan menyesali keputusannya memainkan skipper Bologna, Giacomo Bulgarelli.

Sang kapten Timnas Italia itu tidak dalam kondisi fit dan mendapatkan cedera ketika mencoba melanggar Pak Seung-zin. Bugalrelli cedera dan Italia limpung. 

Jelang turun minum muncul momen di mana Pak Doo Ik mencetak gol ke gawang Enrico Albertosi. 

Bermula dari Ha Yong-won yang sukses mengintersepsi umpan para pemain bertahan Italia, sang winger mengirim umpan kepada Pak Doo Ik.

Dengan sedikit kontrol, Pak Doo Ik melepaskan tendangan mendatar yang hanya bisa membuat Albertosi terpana. 

Komentator BBC, Frank Bough, sampai menegaskan dengan sangat lantang, bahwa Korea Utara unggul atas Italia. 

"Korea Utara unggul atas Italia lima menit jelang turun minum. Sensasional!," kata Frank Bough. 

Kendati memiliki 45 menit sisa untuk menyamakan kedudukan, Bulgarelli dan kolega kesulitan menembus pertahanan Chollima

Wasit asal Prancis, Pierre Schwinte, meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan. Skuad Italia tertunduk tak percaya, sementara Korea Utara bersuka cita.

Baca Juga: Ketika Kualifikasi Piala Dunia Picu Perang di Amerika Tengah

Pulang dengan Bangga

Dunia terbungkam. Korea Utara menemani Uni Soviet ke babak perempat final Piala Dunia 1966. Namun, mereka dihadapkan dengan Portugal yang diperkuat Si Macan Kumbang, Eusebio

Korea Utara sebenarnya sempat mengejutkan Portugal dengan unggul tiga gol pada babak pertama. Tiga gol tersebut dicetak oleh Pak Seung-zin, Li Dong-woon, serta Yang Seung-kook. 

Namun, Eusebio memupus mimpi Chollima untuk menjadi 'Korea' pertama yang tampil di semifinal Piala Dunia. 

Di laga itu, Eusebio bagaikan maling menghindari kejaran polisi, Larinya kencang tak terbendung. Si Macan Kumbang mencetak empat gol dan membantu Portugal menang 5-3. 

Kendati kalah dramatis di Goodison Park, kisah skuad Korea Utara di Piala Dunia 1966 akan terus menjadi cerita tentang perjuangan melawan kemustahilan. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x